Find Us On Social Media :

Rendam Ular Sanca Hidup Selama 3 Bulan di Dalam Alkohol untuk Ramuan, Pria Ini Terkejut Mendadak Dipatok dengan Mengenaskan

By Rissa Indrasty, Minggu, 6 Maret 2022 | 16:39 WIB

Ular sanca yang direndam dalam alkohol selama 3 bulan ternyata masih hidup.

Laporan Wartawan Grid.ID, Rissa Indrasty

Grid.ID - Setiap orang yang mengidap penyakit tertentu, selalu mencoba berbagai cara untuk berjuang sembuh.

Cara yang dilakukan juga beragam, mulai dari penyembuhan dengan mendatangi dokter, maupun dengan cara tradisional.

Meski penyembuhan penyakit secara tradisional tak selalu terbukti benar, namun tetap banyak masyarakat yang mencobanya.

Salah satunya yang dilakukan seorang pria yang membuat ramuan tradisional dengan bahan ekstrem.

Dikutip Grid.ID melalui Intisari Online, Minggu (6/3/2022), menurut Beiqing Net, pada Rabu (7/8/19), kisah ini berawal ketika pria bernama Liu Fang, penduduk Harbin Shuanceng, Tiongkok menderita wasir selama bertahun-tahun.

Karena dia tidak bisa menyembuhkannya, dia mencari metode tradisional. Konon salah satu jamu mujarab adalah dengan minum air rendaman ular hidup.

Maka, dia meminta temannya mencarikan ular sanca hidup, kemudian memasukkannya ke dalam wadah yang diisi minuman beralkohol tinggi.

Setelah merendamnya selama 3 bulan, kemudian dia membukanya dengan maksud untuk meminumnya.

Baca Juga: Tak Hanya Ular Sanca yang Membuat Pria-pria Ini Hampir Tewas Gegara Ramuannya, Ular Kobra Juga Kerap Dijadikan Jamu Mujarab hingga Berakibat Fatal

Namun, tanpa diduga ular yang disangkanya telah mati ternyata masih hidup.

Ular itu kemudian justru menggigit jari Fang hingga menyebabkan tangannya membengkak.

Wang Wei, direktur departemen darurat Rumah Sakit Umum Industri kehutanan melihat telapak jari kiri Fang.

Terlihat dengan jelas bengkak dan menghitam, alhasil dia harus dirawat dengan serius di rumah sakit.

Wang mengatakan, "Saya mendengar ular anggur rendaman bisa menyembuhkan rematik, sayang ular tersebut masih hidup dan menggigitnya."

"Ular itu masih bisa bertahan hidup meski telah direndam selama 3 bulan," katanya.

Menurut Wang Wei, ketika ular bertemu dengan lingkungan yang keras seperti kekurangan oksigen dan kekurangan air, ia akan menyesuaikan diri dengan keadaan.

Meskipun tidak makan dan tidak minum, serta pernapasan yang lemah, mereka bisa bertahan hidup sampai beberapa tahun.

Baca Juga: Pijit Ular Piton Raksasa yang Lemas, Petani Syok Temukan Hal ini Dibalik Perutnya yang Membesar

Sayangnya yang membuat ular tersebut bisa bertahan hidup adalah udara yang tersisa masuk melalui celah.

Jika saja wadah tersebut tertutup rapat hingga udara tidak bisa masuk, mungkin ular itu akan mati.

Digigit ular memang merupakan hal yang sangat berbahaya karena sebagian ular memiliki racun.

Dikutip Grid.ID melalui Kompas.com, Minggu (6/3/2022), Pakar Gigitan Ular dan Toksikologi, Dr. dr. Tri Maharani, M.Si. Sp.EM, menilai banyak orang keliru dengan mengira racun dari ular masuk ke tubuh manusia melalui pembuluh darah. Padahal racun itu masuk melalui kelenjar getah bening.

Dia melihat kekeliruan pemahaman tersebut akhirnya menghasilkan banyak mitos atau informasi yang salah mengenai langkah pertolongan pertama yang tepat saat digigit ular.

Misalnya, langsung memijat, mengikat, atau menghisap darah dari area yang tergigit ular.

"Padahal perlakuan tersebut justru memudahkan racun dari ular untuk menyebar ke bagian tubuh lain dan dapat memperburuk kondisi korban," jelas Maha, sapaan akrab Tri Maharini saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (11/9/2021).

Dia menerangkan, pada dasarnya racun yang masuk melalui kelenjar getah bening dapat menyebar jika terjadi pergerakan atau kontraksi otot pada bagian tubuh yang tergigit.

Oleh karena itu, melakukan imobilisasi atau membuat bagian tubuh yang tergigit tidak bergerak sepenuhnya menjadi pertolongan pertama yang paling tepat.

Baca Juga: Gegara Hewan Melata Ini, Pesawat Maskapai Malaysia Terpaksa Mendarat Darurat, Videonya Viral

Dengan melakukan imobilisasi, kata Maha, racun yang masuk akan berhenti pada area gigitan saja dan memudahkan fungsi pertahanan tubuh untuk mengeluarkannya secara mikro seperti zat asing lainnya.

Untuk melakukan imobilisasi, bidai atau bilah kayu yang bisa ditemukan di sekitar pasien dapat digunakan untuk mengurangi pergerakan bagian tubuh yang tergigit ular.

Jika gigitan ada di bagian tangan, sling atau gendongan bisa dipakai. “Setelah mendapat pertolongan pertama, tanpa terkecuali pasien harus segera dibawa ke fasilitas layanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan perawatan medis,” jelas dia.

Dampak gigitan ular, Maha menegaskan, apa pun jenis ularnya, berbisa atau tidak, korban gigitan ular tetap harus segera mendapatkan perawatan medis.

(*)