Oleh karenanya, Lucky menganggap cibiran dari keluarga maupun orang yang kenal dengannya sebagai tanda cinta dan kasih sayang.
"Kita harus mengambil keputusan-keputusan melalui pengkajian secara nalar, tapi dengan diterima oleh affection, ada kepedulian."
"Dan gak perlu malu lah, toh kita kalau dicibir, ya dicibir karena cinta," sambung Lucky.
Sebelum mengakhiri perbincangannya dengan Angie, Lucky juga mewanti-wanti sang putri untuk tak lagi berkontribusi untuk masyarakat dan negara melalui jalur politik.
Ia meminta Angie untuk berkontribusi melalui kegiatan-kegiatan sosial saja.
"Gak perlu lagi pusing politik lah, ya, gak usah. Karena itu bisa berbahaya, tapi kita bersosial aja, apa yang kita bisa lakukan untuk masyarakat ini."
"Kita sumbangkanlah apa yang masih kita miliki ke panti asuhan, bukan hanya di pesantren, tapi juga di rumah-rumah jompo gereja, kita adil lah."
"Kita gak usah pilih-pilih kasihlah, sesama manusia kok, gak perlu kita beda-bedakan," ucap Lucky Sondakh.
Sebelumnya dengan deraian air mata, Angie meminta maaf di hadapan sang papa karena telah mengecewakannya dengan menjadi seorang muslim.
Ia juga berterima kasih karena kedua orang tuanya mau menghargai pilihan hidupnya.
"Angie tahu kalau Angie melukai papi, mami, dan keluarga besar. Dan Angie juga minta maaf atas keputusan Angie berhijab, Angie tahu pasti papi sebagai anak pendeta pasti dipermalukan, Angie minta maaf."
"Tapi, Angie bersyukur papi dan mami bisa menerima, walaupun Angie tahu itu berat sekali ya, itu bukan hal yang mudah," tutur Angie.
(*)