Laporan Wartawan Grid.ID, Devi AgustianaGrid.ID – Bangun di pagi dan minum kopi sudah menjadi ritual bagi sebagian orang.Bagaimanapun, kopi seolah cairan ajaib yang berfungsi sebagai alarm tubuh yang menakjubkan.Minum kopi memiliki berbagai manfaat kesehatan, seperti mengurangi nyeri otot pasca latihan hingga 48%, menurunkan risiko penyakit Alzheimer, bahkan mengurangi risiko bunuh diri dan depresi.Akan tetapi, kamu harus berhati-hati kalau meminumnya saat perut kosong.Ternyata minum kopi saat perut kosong memancing banyak bahaya buat tubuh, berikut Grid.ID sudah melansirnya dari Times of India, Rabu (9/3/2022).1. Gangguan pencernaanSebagai permulaan, kopi bisa bermain dengan sistem pencernaan.Semua espresso itu akan memicu produksi asam lambung.
Jika tubuh belum makan sesuatu, asam itu bisa merusak lapisan perut dan menyebabkan gangguan pencernaan dan mulas.2. Menurunkan kadar kortisolMinum kopi saat perut kosong dapat merusak ritme sirkadian.Tubuh melepaskan hormon yang disebut kortisol di pagi hari, lalu membuat merasa waspada dan berenergi.Sebaiknya, cobalah menyeduh secangkir teh di siang hari agar kadar kortisol tetap stabil.3. Ekskresi mineral pentingMinum kopi setiap hari di pagi hari dapat membuat tubuh kehilangan berbagai mineral penting tubuh melalui ekskresi urin.Kopi meningkatkan ekskresi kalsium, potasium, dan magnesium dari tubuh.4. Kurang nutrisi
Banyak dari kita menambahkan kopi dengan gula dan krim, bukan?Latte pagi itu adalah lambang makanan yang kurang padat nutrisi, tapi tinggi kalori.5. Meningkatkan kecemasanMinum kopi saat perut kosong bisa membuat gelisah.Itu karena kafein merangsang respons "lawan atau lari".Penelitian menunjukkan bahwa ini dapat memperburuk kecemasan dan bahkan dapat memicu serangan kecemasan.6. Menghambat detoksifikasiKopi membuat sulit untuk mengatur proses detoksifikasi normal di hati.7. Kadar gula tinggi
Kecanduan kafein di pagi hari menurunkan sensitivitas insulin, sehingga sulit bagi sel-sel untuk merespons gula darah dengan tepat.Hal itu bisa menyebabkan kerusakan arteri dan peningkatan risiko kematian terkait penyakit kardiovaskular.(*)