Laporan Wartawan Grid.ID, Annisa Dienfitri
Grid.ID - Elma Theana terlihat hanya bisa tertunduk malu saat kakaknya, Rency Milano, menyinggung soal Gatot Brajamusti.
Seperti diketahui, Elma Theana sempat berguru pada Gatot Brajamusti di masa lalu.
Rency Milano tak menampik fakta bahwa hubungannya dengan sang adik renggang ketika Elma Theana berguru ke Gatot Brajamusti.
Padahal di luar itu, Elma dan Rency nyaris tidak pernah bertengkar.
Hal itu terungkap saat Elma dan Rency menjadi bintang tamu acara Rumpi yang dibawakan presenter Feni Rose.
Awalnya, Elma dan Rency mengaku tidak pernah berantem meski memendam rasa kesal terhadap satu sama lain.
"Dia (Rency) tipenya males ribut orangnya," kata Elma saat live Rumpi TransTV, Jumat (11/3/2022).
Namun, Feni Rose menyinggung soal hubungan kakak-adik yang sempat renggang di masa lalu.
"Tapi pernah diem-dieman," timpal Feni Rose.
Sontak, Rency menyinggung masa lalu adiknya yang pernah berguru pada Gatot Brajamusti.
"Oh itu zaman Gatot," ucap Rency seraya tertawa.
"Keceplosan," timpal Elma yang terlihat menahan malu.
Diaku Rency, kala itu hubungannya dengan Elma renggang lantaran tabiat sang adik yang jadi mudah marah.
"Diem-dieman karena dia waktu zaman dulu kan biasalah masih terhipno. Jadi kalo ngomongin dia (Gatot), dia lebih marah," beber Rency.
"Yaudah aku ngalah aja, diem aja," sambungnya.
Beruntung, Rency diingatkan sang mama agar tidak berlarut-larut dengan Elma.
"Tapi mama bilang, 'udah adek kakak gak boleh ribut lama-lama, kamu baekan'."
"Yaudah aku yang datengin, mulai lagi. Tapi gak boleh nyentil yang itu (Gatot) aja, kalo itu ngomel dia," ujarnya lagi.
Melansir Tribunnews.com, Elma sempat memaparkan alasannya berhenti dan keluar dari padepokan Gatot.
"Mungkin, menurut adik saya, saya kayak dipelet. Pokoknya kalau ditanya guru, 'ah enggak ada yang lebih baik dari beliau'."
"'Enggak ada ilmu yang lebih tinggi dari beliau'. Kalau ada yang menyinggung beliau, saya akan marah," kata Elma.
Elma memutuskan keluar dari padepokan Gatot Brajamusti tahun 2011 lalu.
Elma pun menceritakan awal mula ia memutuskan keluar dari padepokan.
"Saya bertemu dengan seseorang yang melihat saya tidak normal, dalam arti kata bagaimanalah."
"Saya mungkin ada sedikit rukiyah atau gimana ya," ujar Elma.
"Akhirnya tiba-tiba saya sadar bahwa oh iya ternyata saya bukan di situ tempatnya."
"Melanggar dari akidah-akidah normal ke-islaman yang sesungguhnya," sambung Elma.
Setelah mendapatkan pendalaman ilmu agama yang semestinya, Elma menyadari dan menyesal.
"Dalam beragama itu, dalam berguru kita nggak boleh melihat guru itu bisa menghilang, guru itu punya apa. Itu nggak boleh."
"Kita harus melihat apakah ajarannya menambah keyakinan kita kepada Allah," kata Elma.
(*)