Dalam surat itu, Amiel juga meminta maaf dan berterima kasih pada orang tuanya.
"Ibu dan Ayah, maafkan saya jika saya telah melakukan kesalahan," tulis Amiel di secarik surat itu.
"Amiel sangat mencintai kalian berdua. Terima kasih telah merawat saya selama ini. Saya tidak tahu bagaimana membalas itu."
"Dan satu-satunya cara untuk membalasnya adalah dengan belajar di Tahfiz agar ayah dan ibu masuk surga," sambungnya.
Beberapa waktu kemudian, Tahfiz yang terletak di Jalan Datuk Keramat, Kuala Lumpur, tempat Amiel belajar mengalami kebakaran.
Api melahap ruangan-ruangan di sekolah tersebut sekaligus dua guru dan 20 siswa, termasuk Amiel yang kamarnya berada di pusat asrama.
Amiel dan gurunya ditemukan tewas bertindihan di dalam bilik asrama.
Sementara beberapa santri dalam kejadian malang itu berhasil menyelamatkan diri dengan memanjat tembok.
Mendapat kabar ini sang ibu, Norhayati, tak kuasa menahan tangis.
Apalagi setiap mengingat surat yang diberikan oleh buah hatinya yang masih berusia 11 tahun itu.