Find Us On Social Media :

Diduga Kelelahan, Seorang Ibu di Samarinda Meninggal Dunia Setelah Berjam-jam Antre Minyak Goreng, Begini Fakta dan Pengakuan Suami!

By Novia, Kamis, 17 Maret 2022 | 16:07 WIB

Salah satu pusat grosiran di Samarinda, tempat Rita Riyani mengantre membeli minyak goreng sebelum ambruk pada Minggu (13/3/2022) lalu.

 

Laporan Wartawan Grid.ID, Novia

Grid.ID - Ketersediaan minyak goreng di berbagai daerah, belakangan ini tengah menyita perhatian masyarakat.

Meski harga jual minyak goreng mendapat subsidi dari pemerintah, namun ketersediaan barang justru langka.

Sekalipun ada, ketersediaan minyak goreng membuat warga harus ekstra untuk mendapatkannya.

Akibat minyak goreng langkanya, fenomena ini kembali menyisakan cerita yang cukup pilu.

Dikutip dari tribun Kaltim, Kamis (17/3/2022), seorang ibu di Samarinda, Kalimantan Timur meninggal dunia saat berburu minyak goreng.

Berjam-jam menunggu giliran, ibu bernama Rita Ruyani (49) disebutkan meninggal dunia.

Usai mengantre 6 liter minyak goreng, Rita Riyani diduga mengalami kelelahan.

Sebab, Rita Riyani disebutkan mengantre di 3 supermarket sekaligus untuk mendapatkan 6 liter minyak goreng tersebut.

Menurut keterangan suaminya, Misran (53), Rita pergi berburu minyak goreng pada Minggu (13/3/2022).

 Baca Juga: Selama Ini Nyesel Buang Sisa Minyak Goreng yang Lagi Langka, Ternyata Bisa Jadi Modal Supaya Gunting di Rumah Tajam Lagi Seperti Baru, Begini Caranya

Korban berangkat dari rumah pada pukul 11.00 WITA ke salah satu swalayan yang berjarak 600 meter dari kediamannya.

Di sana Rita Riyani mendapatkan 2 liter minyak goreng refill.

Setelah itu, korban bersama rekannya kembali mengantre di swalayan yang berjarak hanya 400 meter dari tempat belanja sebelumnya.

Perempuan berusia 49 tahun itu mengarahkan sepeda motornya ke arah pusat grosiran yang berada di Jalan Kadrie Oening Samarinda Ulu dan juga mendapatkan minyak goreng sebanyak 2 liter.

Kembali melanjutkan belanja, korban diketahui kembali mengantre di pusat grosir yang ada di Jalan AW Syahranie, Samarinda Utara.

Di sini korban mulai merasakan sakit dan kram pada tangannya, dan lantas menghubungi sang suami.

"Pas saya sampai, istri saya pingsan dan langsung dilarikan ke rumah sakit," tuturnya, Selasa (15/3/2022).

Sempat dirawat di Rumah Sakit Swasta Siaga Kota, korban dirujuk ke RSUD AW Syahranie.

"Jadi korban tidak meninggal dunia di tempat, tetapi sempat menjalani perawatan selama dua hari di rumah sakit dan meninggal hari ini (Selasa, 15/3/2022)," jelas Kasat Reskrim Polresta Samarinda Kompol Andika Dharma Sena.

 Baca Juga: Salah Banget Kalau Dipel, Ini Cara Benar Membersihkan Minyak Goreng yang Tumpah di Lantai, Nggak Perlu Pakai Tenaga Ekstra

Setelah diperiksa lebih lanjut, Unit Inafis Satreskrim Polresta Samarinda, selain memiliki hipertensi, rupanya Rita Riyani (49) juga memiliki riwayat penyakit asma.

Sekadar diketahui, Rita menghembuskan napas terakhirnya di RSUD AW Syahranie pada Selasa (15/3/2022) siang setelah ambruk saat mengantre membeli minyak goreng, Minggu (13/3/2022) lalu.

Sementara itu Misran mengakui istrinya kerap berburu minyak goreng untuk dibagikan pada keluarganya yang lain atau menjualnya pada tetangga yang kesusahan mencari minyak goreng.

"Kalau ada sisanya dijual juga kepada tetangga sekitar yang memerlukan minyak goreng," tutur Misran.  

Kemudian ditambahkan dari Kompas.com, ketersedian minyak goreng kini dikabarkan tidak lagi langka.

Setelah subsidi dan harga eceran tertinggi (HET) dari pemerintah dicabut, ketersediaan minyak goreng disebutkan melimpah.

Hal ini memicu rasa curiga anggota Komisi VI DPR Achmad Baidowi terkait praktik penimbunan minyak goreng.

"Pasokan minyak goreng langsung tersedia di berbagai toko, bahkan dengan harga mencapai Rp 25.000, ini berarti ada yang sengaja menahan pasokan alias menimbun, tunggu HET dicabut baru pasokan dikeluarkan," kata Baidowi dalam keterangan tertulis, Kamis (17/3/2022).

Menurut Baidowi, hal ini juga membuktikan bahwa tidak ada masalah dari sisi pasokan minyak goreng, tetapi distribusinya tersendat karena ada praktik penimbunan.

"Pihak kepolisian dan satgas pangan harus melacak titik distribusi mana yang tiba-tiba pasokan langsung berlimpah satu hari pasca pengumuman HET dicabut," ujar Baidowi.

 Baca Juga: 'Dia Meninggalnya Tidak dalam Kondisi Desak-desakan', Seorang Emak-emak Meninggal Dunia Saat Antre Minyak Goreng, Wakil Bupati Berau Buka Suara

 

 (*)