Bahkan, beberapa hal buruk lainnya juga terjadi seperti meningkatnya kekerasan, menurunnya keamanan, serta situasi sosial-politik yang tidak stabil.
Melansir Eva.vn pada 14 Maret 2021 lalu, perekonomian negara ini berada dalam situasi yang sulit selama 7 tahun terakhir.
Penyebab inflasi bermula dari penurunan harga minyak, yang berujung pada penurunan impor dan defisit fiskal.
Hal itu memaksa bank sentral untuk mencetak lebih banyak bolivar (mata uang Venezuela).
Menurut data terakhir, per Januari 2021, tingkat inflasi Venezuela mencapai 2.556%.
Bank sentral Venezuela baru-baru ini memutuskan untuk mengeluarkan uang kertas dengan denominasi tertinggi 1 juta bolivar (Rp7.309).
Uang pecahan 500.000 bolivar (Rp3.654) dan 200.000 bolivar (Rp1.461) juga akan diterbitkan.
Hiperinflasi berlangsung selama bertahun-tahun dan jatuhnya nilai bolivar menyebabkan rakyat Venezuela menggunakan uang kertas USD untuk banyak transaksi harian.
Hiperinflasi membawa dampak yang sangat serius bagi kehidupan masyarakat.
Berkat kebijakan subsidi negara, Venezuela adalah tempat dengan harga gas termurah di dunia, bahkan hampir sepenuhnya gratis.
Menurut situs web analisis bahan bakar globalpetrolprices.com, harga bensin di Venezuela adalah 0,01 USD/liter (sekitar Rp145).