Laporan Wartawan Grid.ID, Ragillita Desyaningrum
Grid.ID – Film Jakarta vs Everbody akhirnya akan segera tayang di Bioksop Online mulai besok, Sabtu (18/3/2022).
Penayangan film ini seharusnya dilakukan sejak bulan April 2021 namun dibatalkan karena situasi pandemi yang sempat semakin parah.
Dengan berbagai pertimbangan, film Jakarta vs Everybody ini akhirnya diputuskan untuk tayang di platform streaming Bioskop Online secara terbatas.
Tiketnya bisa dibeli mulai besok seharga Rp 30.000 dan berlaku hingga 2 x 24 jam di applikasi ataupun web Bioskop Online.
Bagi pecinta film Indonesia, film Jakarta vs Everybody memang sudah sangat ditunggu-tunggu penayangannya.
Apalagi mengingat film ini dibintangi oleh aktor dan aktris ternama Indonesia seperti Jefri Nichol, Wulan Guritno, Ganindra Bimo, dan Dea Panendra.
Film Jakarta vs Everybody sendiri ini mengisahkan tentang Dom (Jefri Nichol) yang datang ke kota Jakarta untuk mewujudkan mimpi menjadi aktor.
Sayangnya, jalan Dom untuk mewujudkan mimpi tersebut tidak mudah dan harus gagal dalam melakukan casting.
Demi menghidupi dirinya di kota Jakarta yang keras, Dom akhirnya bertemu dengan Radit (Ganindra Bimo) dan Pinkan (Wulan Guritno) yang merupakan bandar narkoba.
Nah, untuk memerankan sosok bandar narkoba dengan total, baik Jefri, Wulan, maupun Bimo pun sempat bertemu dengan mantan bandar narkoba.
“Aku juga ngobrol sama ex-drug dealer yang di kelas bawah. Kan drug dealer itu ada tingkatannya ya, kebetulan Radit dan Pinkan ini drug dealer yang levelnya paling bawah. Jadi, penjual ketengan,” kata Wulan dalam acara virtual Press Conference Jakarta vs Everybody yang dihadiri Grid.ID pada Sabtu (18/3/2022).
Dari pertemuannya ini, Wulan, Jefri dan Bimo pun belajar tentang operasional penjualan narkoba.
Bahkan, ketiganya juga belajar cara membungkus narkobadari si mantan bandar.
“Jadi kita tau operasionalnya bagaimana, cara bekerjanya gimana, cara bungkusnya kan ketengan. Gimana cara bungkusnya dan lain sebagainya supaya terlihat lebih real,” lanjut Wulan.
Aktris berusia 40 tahun ini pun memberikan bocoran tentang bagaimana penjual narkoba ketengan mendistribuskan barang haram tersebut.
“Misalnya kayak dimasukin ke bungkus permen. Itu kan berarti bungkus permennya harus dibuka dan ditutup kembali. Gimana tidak ketahuan kalau itu permen sudah dibuka, itu ada teknik-tekniknya dan aku pelajari,” tutur Wulan.
Ibu dari dua anak ini pun berharap bahwa melalui film ini, masyarakat semakin sadar bahwa hal-hal seperti ini memang nyata terjadi di lingkungan sekitar kita.
(*)