Laporan Wartawan Grid.ID, Mahdiyah
Grid.ID - Baru-baru ini, kabar pembunuhan kembali terjadi.
Belum lama ini, seorang bidan asal Sleman yakni SK (32) dibunuh oleh kekasihnya sendiri, yakni DC (31).
Dikutip Grid.ID dari KOMPAS.com pada Jumat (18/3/2022), mayat SK ditemukan di kolong jembatan Tol KM 426 Pudakpayung, Semarang.
Sebelumnya, diketahui pelaku dan korban berkenalan saat kegiatan vaksinasi Covid-19.
Pelaku adalah tenaga kesehatan di salah satu rumah sakit di Kota Semarang.
Setelah beberapa kali melakukan kegiatan vaksinasi bersama, keduanya pun diketahui menjalin kasih hingga bertunangan.
Hal itu diungkap oleh Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Jawa Tengah, Kombes Djuhandhani Rahardjo Puro.
"Korban dan pelaku kenal sejak Oktober 2021 karena sama-sama menjadi vaksinator. Keduanya nakes mulai berkenalan lalu terjadi hubungan dekat," ujarnya.
Bahkan, korban tak segan-segan untuk menitipkan anaknya yakni MF (5) kepada pelaku.
Lalu, dikutip Grid.ID dari TribunJateng.com pada Jumat (18/3/2022), pembunuhan itu berawal dari korban SK yang menitipkan anaknya kepada pelaku.
Namun, selama ikut dengan pelaku, korban MF kerap menerima penganiayaan.
Ya, MF disiksa oleh pelaku dengan cara dipukuli, disekap, dan tidak diberi makan dengan alasan nakal.
Bahkan, MF meninggal lantaran mati lemas karena kelaparan.
Direskrimum Polda Jateng Kombes Djuhandani Rahardjo Puro menjelaskan bahwa setelah MF meninggal, jasad korban dibuang ke kolong jembatan Tol KM 426 Pudakpayung.
"Habis itu dibuang di bawah tol dengan tubuh telanjang pada Minggu, 20 Februari 2022," jelasnya.
Tak berselang lama, ibu korban yakni SK mendesak pelaku untuk segera mempertemukannya dengan sang putra.
Akhirnya, pelaku mengajak SK bertemu di exit tol Sukun, Banyumanik.
Namun, pelaku langsung mengajak SK masuk ke sebuah hotel.
Karena panik SK menanyakan anaknya, pelaku langsung mencekik leher korban hingga lemas.
Tak hanya itu, ia juga menjerat leher korban hingga meninggal dunia.
Setelah itu, ia menggunakan sarung untuk membungkus jasad korban dan dibuang di lokasi yang sama dengan jasad anaknya.
"Pelaku memilih membuang di tempat yang sama karena merasa aman. Tempat pembuangan korban MFA dan Sweetha atau ibu dan anak itu hanya berjarak 50 meter," jelas Rahardjo.
(*)