"Di sini, saya diminta menurunkan suhu agar lembap dan sejuk dengan sedikit hujan," lanjut Rara.
Hal ini dilakukan Rara untuk membuat para pembalap merasa sejuk.
"Kita di Indonesia terbiasa (iklim) tropis, tetapi pembalap dari luar negeri memintanya yang sejuk. Saya minta support semua untuk bisa berjalan baik," jelasnya.
Diketahui, untuk melakukan 'modifikasi' itu, Rara harus menyiapkan sesanjen yang dikelilingi oleh parit berisi air.
Bahkan, terkadang ia juga menggunakan abu kayu dan juga es batu.
Sesajen itu pun di simpan di dalam tenda khusus yang sudah disiapkan di dekat pintu masuk sirkut.
Tenda itu pun dinamai dengan 'Gerbang Hijau'.
Rara juga menjelaskan bahwa dirinya harus berdoa sebelum melakukan 'modifikasi' cuaca ini.
"Ini harus diawali doa. Kalau di sana (memanggil panas) es batu cair, yang ini (memanggil dingin) es batu ditaruh sudah lama tidak cair-cair," kata dia.
"Dari tadi pagi tidak cair. Itu kekuatan doa, kearifan lokal, orang Indonesia zaman dulu pun terkenal dengan kesaktian orang-orangnya dan saya memakai hadiah ini untuk membantu pagelaran event," jelasnya.
(*)