Find Us On Social Media :

Marc Marquez Absen dari MotoGP Mandalika Karena Alami Gagar Otak Akibat Terjatuh, Seberapa Bahaya Dampaknya Bagi Tubuh?

By Ragillita Desyaningrum, Senin, 21 Maret 2022 | 12:12 WIB

Marc Marquez mengalami gegar otak dan tidak bisa mengikuti MotoGP Indonesia 2022.

Laporan Wartawan Grid.ID, Ragillita Desyaningrum

Grid.ID - Kabar kurang menyenangkan datang dari salah satu pebalap MotoGP Mandalik, Marc Marquez.

Pebalap tim Repsol Honda ini dikabarkan terjatuh saat sesi pemanasan MotoGP Indonesia 2022 di sirkuit Mandalika, Lombok, NTB pada Minggu (20/03/2022).

Mengutip Kompas TV, Marquez langsung dilarikan ke Rumah Sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Rupanya, pria kelahiran tahun 1993 ini dinyatakan tidak fit dan bahkan mengalami gegar otak akibat insiden tersebut.

Berdasarkan keterangan resmi di laman MotoGP, Marc Marquez pun dinyatakan gagal mengikuti Pertamina Grand Prix of Indonesia.

"Marc Marquez (Tim Repsol Honda) telah dinyatakan tidak fit untuk Grand Prix Pertamina Indonesia setelah menderita gegar otak dalam kecelakaan besar di Turn 7 Warm Up," demikian isi keterangannya.

Lantas, apa itu gegar otak seperti yang dialami Marc Marquez dan seberapa bahaya dampaknya?

Simak ulasan berikut ini untuk mengetahui jawabannya.

Baca Juga: Terlempar dari Motor hingga Alami Gegar Otak, Marc Marquez Absen dari MotoGP Mandalika 2022, Langsung Terbang ke Barcelona Buat Lakukan Hal Ini

Dilansir dari Healthline via Kompas.com, gegar otak adalah cedera otak traumatis (TBI) yang dapat memengaruhi fungsi otak.

Kondisi ini bisa terjadi karena adanya benturan di kepala, terhatuh, hingga kecelakaan yang melibatkan kepala. 

Gegar otak memang sebuah kondisi yang cukup sering dialami banyak atlet seperti atlet sepak bola, gulat, bola basket, dan lainnya. 

Walau tidak mengancam jiwa, gegar otak dapat menyebabkan gejala yang cukup serius. 

Seperti yang dialami Marc Marquez, dampak gegar otak adalah sakit kepala, masalah dengan konsentrasi, memori, keseimbangan, dan koordinasi.

Bahkan, gegar otak juga bisa menyebabkan hilang ingatan atau amnesia dan tidak bisa mengingat kejadian yang terjadi sebelumnya. 

Ini lantaran gegar otak dapat berpotensi melukai otak, bahkan dalam kasus yang ringan sekalipun. 

Beberapa dampak gegar otak ringan di antaranya adalah sakit kepala, kehilangan kesadaran sementara, lama dalam merespons pertanyaan, pusing, telinga berdenging, mual dan muntah, kelelahan, penglihatan kabur, serta kepekaan terhadap cahaya dan suara.

Sedangkan gejala gegar otak yang bisa terjadi beberapa jam atau beberapa hari setelah cedera di antaranya adalah sulit berkonsentrasi, masalah memori, iritabilitas dan perubahan kepribadian, berpengaruh pada kepekaan terhadap cahaya dan kebisingan, gangguan tidur, depresi dan masalah psikologis, serta gangguan kemampuan mencium dan perasa. (*)