Find Us On Social Media :

Aksi dalam Diam, BMKG Ternyata Lakukan Hal Tak Kalah Penting dari Pawang Hujan saat Hajatan MotoGP Mandalika Digelar, Aksinya Jadi Sorotan: Merasa Tersaingi?

By Novita, Selasa, 22 Maret 2022 | 11:32 WIB

Pawang hujan dan Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto saat ditemui di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (21/3/2022).

Grid.ID - Sosok pawang hujan Rara Istiani Wulandari dalam hajatan MotoGP di Mandalika sempat menjadi sorotan.

Aksi sang pawang hujan yang melakukan ritual di sirkuit menuai pro dan kontra dari banyak pihak.

Namun, di balik hebohnya aksi pawang hujan itu, tak sedikit pula yang menanyakan kinerja BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika).

Meski sedikit orang yang tahu, rupanya BMKG turut andil dalam perhelatan ajang MotoGP Mandalika, Minggu (20/3/2022) lalu.

Melansir dari laman Tribunnews, Deputi Bidang Meteorologi BMKG Gunawanto sempat memberikan penjelasan terkait fenomena pawang hujan yang ramai jadi perbincangan di ajang balap itu.

Guswanto mengatakan keberadaan pawang hujan itu merupakan bagian dari kearifan lokal yang ada di tengah masyarakat.

Meski pun secara saintis apa yang dilakukan pawang hujan itu tak dapat dijelaskan dengan ilmu pasti.

Kendati begitu, Guswanto turut mengungkap peran BMKG yang tak banyak orang ketahui.

"Namun untuk BMKG sendiri sebenarnya memiliki (perkiraan) sendiri. Kalau kita liat fenomenanya kemarin sejak 3 hari yang lalu, tanggal 17, 18, 19 itu sudah diprakirakan BMKG, bahwa di Mandalika itu akan terjadi hujan dengan intensitas ringan sampai lebat," ungkap Guswanto saat ditemui awak media di Gedung Kura-kura DPR RI, Senin (21/3/2022).

Baca Juga: 'Abis Nonton Drakor, Jadi Belajar Cara Memprediksi Cuaca Itu Ternyata Sulit', Akun Twitter BMKG Mendadak Trending Gegara Drama Korea Ini, Warganet Akui Belajar Banyak Soal Cuaca

Sementara pada saat perhelatan akbar itu dimulai, BMKG juga telah memprediksi akan turunnya hujan di Mandalika.

"Kemudian tanggal 20 (Maret) diperkirakan juga hujan lebat disertai badai petir, kenapa perkiraannya itu? Karena pada waktu itu terjadi bibit sikontropis 93f yang dampaknya itu memberikan potensi pertumbuhan awan hujan di Mandalika," tambahnya.