Find Us On Social Media :

Baru Enam Minggu Melahirkan Langsung Pasang IUD, Wanita Ini Kehilangan Indung Telur Rahim dan Jari-jari Kakinya

By Annisa Dienfitri, Kamis, 24 Maret 2022 | 20:01 WIB

Wanita berusia 25 tahun kehilangan rahim dan jari kaki usai memasang alat kontrasepsi enam minggu setelah kelahiran putrinya.

Laporan Wartawan Grid.ID, Annisa Dienfitri

Grid.ID - Gara-gara alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) masuk ke dalam perut, seorang ibu kehilangan indung telur.

Tak hanya indung telur, wanita berusia 25 tahun itu juga kehilangan rahim dan jari kaki.

Peristiwa mengerikan itu terjadi saat ia ditawari alat kontrasepsi enam minggu setelah kelahiran putrinya tahun 2014.

Ia diberitahu bahwa kontrasepsi itu akan efektif selama lima tahun.

Melansir Tribunnews.com, dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi dari Northwestern Medicine, Laura Pineiro, penggunaan kontrasepsi IUD sebetulnya relatif aman untuk aktivitas fisik apapun.

Bahkan, IUD pada dasarnya tak menghambat perempuan untuk melakukan olahraga dengan intensitas tinggi sekalipun.

IUD ditempatkan di rongga intrauterin, yang digambarkan sebagai ruang segitiga kecil di dalam otot rahim.

Setelah terpasang, sangat kecil kemungkinan bagi IUD untuk bergerak dan berpindah tempat.

Kecil pula kemungkinannya IUD dapat terlepas dari rahim akibat berolahraga.

Baca Juga: 'Gila Lo Bikin Bapak Gue Marah' Ivan Gunawan Singgung Soal Pil KB, Ayu Ting Ting Keceplosan Ngaku Tidur dengan Sosok Ini 

"Anda bisa berlari, mengangkat beban, berenang. Anda bisa melakukan segala jenis olahraga dengan IUD terpasang, dan seharusnya itu aman," ujar dr. Pineiro pada POPSUGAR.

Akan tetapi, seorang ginekolog menduga ada potensi masalah saat pemeriksaan tahunan pada wanita asal Baltimore, Amerika Serikat, bernama Tanai Smith.

Ginekolog mengatakan bahwa ia tidak menemukan IUD di dalam rahim Smith.

Padahal sebelumnya, Smith ditawari alat kontrasepsi enam minggu setelah kelahiran putrinya tahun 2014.

"Suatu saat di bulan November saya di tempat kerja mulai merasakan sakit yang tajam di sisi kanan bawah perut saya dan yang pertama terpikir apakah ini IUD?," tulisnya.

Ia pun langsung ke ruang gawat darurat ketika semakin memburuk.

Smith mengatakan ia dikirim ke ruangan rontgen, yang menunjukkan bahwa AKDR-nya telah ‘ngetem’ di perutnya.

“Saya membicarakannya dengan obgyn saya dan ia memberitahu semua yang sedang terjadi, bahkan menunjukkan gambar sinar-X itu,” tulisnya.

“Ia bilang saya harus dioperasi. Saya bertanya, bagaimana mereka mengeluarkannya."

Baca Juga: Bertahun-tahun Tak Datang Bulan Usai Pakai KB Suntik, Wanita Ini Dibuat Jantungan Setelah Periksa ke Dokter, Ternyata Ada Benda Mengerikan Ini di Rahim 

"Dia bilang mereka akan memotong tepat di bawah pusar dan menggunakan endoskopi.”

Smith mengatakan ketika bangun dari operasi di tanggal 13 Desember, ia memperhatikan bahwa ia dipotong tiga kali.

Lebih mengerikannya lagi, Smith diberitahu bahwa AKDR telah pecah berkeping-keping dan ‘lari’ ke livernya.

Namun ia dibolehkan pulang meskipun masih berdarah-darah, tetapi akhirnya harus dilarikan lagi ke rumah sakit.

“Saya mengalami perdarahan dalam,” kata Smith.

“Setelah operasi, ibu saya diberitahu bahwa ketika mereka mengoperasi, indung telur saya hitam dan mereka harus melakukan histerektomi."

"Setelah operasi saya mengalami syok septik hingga saya berada di ICU selama beberapa minggu.”

Smith mengatakan organ-organ tubuhnya mulai gagal berfungsi, dan dia ditempatkan pada ventilator.

“Saya tidak tahu apa yang sedang terjadi atau apa yang akan terjadi,” tulis Smith dalam sebuah esai yang diterbitkan dalam Women’s Health, seperti dilansir dari Fox News.

Baca Juga: KB Spiral yang Dipakainya Masuk ke Perut, Beberapa Organ Wanita Ini Alami Kematian Jaringan

“Saya yakin saya tidak akan berhasil, saya akan mati.”

Dia menghabiskan berminggu-minggu jauh dari putrinya karena dia tidak ingin perlatan medis membuat anaknya takut, dan dia kehilangan rasa di tangan dan kakinya.

"Pada akhir minggu ketiga saya di rumah sakit, sensasi kembali ke tangan saya sementara jari-jari kaki saya mulai menghitam akibat nekrosis, kematian jaringan karena kehilangan aliran darah," tulisnya.

“Pada tanggal 2 Februari, hampir dua bulan setelah operasi pertama saya, saya akhirnya dipulangkan dengan prognosis yang membayangi saya selama berbulan-bulan:

"Ketika saya merasa siap, saya harus kembali untuk menghilangkan semua jari kaki di kaki kiri saya dan ujung jari kaki kanan saya."

Smith akhirnya diamputasi jari kakinya pada awal Mei dan mengatakan dia tidak dapat kembali ke sekolah atau salah satu pekerjaan paruh waktunya.

Dia mengatakan bahwa dia diberi tahu bahwa IUD dipasang terlalu cepat setelah melahirkan dan pemulihan rahim mendorongnya ke atas.

Atau, pengetatan otot-ototnya selama setiap siklus menstruasi memaksa perangkat itu ke atas.

(*)