"Saya diceritakan pembantu di sini tiap kali kerja. Mereka bilang tiap tengah malam dengar suara jeritan dan tangisan. Dan, itu sering katanya," ujar Mutasir (68), tukang kebun sebelah rumah tersebut, Selasa (18/6/2019).
Ia melanjutkan, selang beberapa tahun kejadian tersebut mulai jarang dirasakan oleh beberapa pembantu.
Mereka sudah merasa biasa saja ketika sesekali mendengar hal tersebut.
"Tapi alhamdulillah sekarang sudah jarang dengar lagi kata mereka. Kalau denga ya udah biasa saja, Namanya musibah, kita doakan saja semoga almarhum dan almarhumah ditempatkan di tempat terbaik," sambungnya.
Bukan hanya jeritan dan tangisan, seorang ojek online juga pernah mengantarkan pesanan makanan ke rumah tersebut usai kejadian.
Hal ini diungkapkan oleh Sekertariat RW 14, Warjo kepada Tribun Jakarta.
"Waktu itu malahan ada ojol yang bawa pesanan makanan dan sudah teriak tapi tak ada jawaban. Kemudian dia ke sini (pos satpam), tanya ke kita pemilik rumah itu," ungkapnya.
"Kita ceritakan kala rumah tersebut sudah tidak ada pemiliknya dan kita ceritakan kejadiannya. Rupanya dia tidak tahu. Ya, kita enggak tahu dia diorder sama siapa, orang iseng atau bukan," imbuhnya.
Baik Mahmud maupun Warjo, keduanya menjelaskan kondisi rumah selama ini tetap terjaga dan terawat meskipun belum dihuni atau ditinggali.
Keduanya juga menyebutkan agar masyarakat untuk tidak beranggapan bahwa rumah tersebut seram.
Sudah Laku Terjual