Grid.ID – Tantrum merupakan salah satu perilaku anak yang kerap membuat bingung para orangtua. Pasalnya, saat tantrum, anak kerap menangis, berteriak, bahkan melempar benda di sekitarnya. Sementara, orangtua tidak memahami apa keinginan anak.
Dilansir dari laman Kids Health, tantrum biasanya terjadi karena ketidakmampuan anak dalam menyampaikan keinginan atau perasaannya. Oleh sebab itu, anak melampiaskan hal tersebut melalui perilaku emosional yang tidak terkontrol.
Walaupun kerap membuat banyak orangtua khawatir, tantrum sebenarnya adalah momen yang umum terjadi pada balita dan anak-anak.
Tantrum bisa terjadi karena banyak faktor. Namun, ada anggapan yang mengatakan tantrum pada anak salah satunya dipicu oleh konsumsi susu. Benarkah demikian?
Sejauh ini, belum ada penelitian yang membuktikan bahwa mengonsumsi susu dapat memicu tantrum pada anak-anak.
Meski demikian, dilansir dari National Health Services (NHS) Inggris, beberapa penelitian menyimpulkan bahwa kandungan protein dalam produk susu dan olahannya yang disebut kasein memang dapat memicu perilaku agresif pada anak dengan kondisi khusus.
Kondisi khusus tersebut adalah alergi susu, autisme, serta gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (ADHD).
Tantrum pada anak dengan alergi protein susu dapat terjadi akibat ketidaknyamanan pencernaan. Hal ini karena pencernaan anak sensitif terhadap protein susu.
Baca Juga: Benarkah Intoleransi Laktosa Sama dengan Alergi Susu? Yuk Cari Tahu!
Laman NHS Inggris juga menyebutkan, pada anak dengan kondisi ADHD dan autisme, konsumsi gula berlebih dapat menimbulkan perubahan perilaku. Gula dalam konsumsi anak sehari-hari tidak hanya berasal dari produk susu dan olahannya, tetapi bisa juga termasuk makanan yang lain.
Oleh sebab itu, untuk anak berkebutuhan khusus, orangtua disarankan berkonsultasi dengan dokter anak mengenai pemilihan makanan, pola makanan, dan asupan gizi yang sesuai dengan kondisi anak.