Find Us On Social Media :

Benarkah Susu Bisa Memicu Tantrum pada Anak-anak? Ini Penjelasannya

By Yussy Maulia, Rabu, 30 Maret 2022 | 14:11 WIB

Ilustrasi anak yang sedang mengalami tantrum.

Grid.ID – Tantrum merupakan salah satu perilaku anak yang kerap membuat bingung para orangtua. Pasalnya, saat tantrum, anak kerap menangis, berteriak, bahkan melempar benda di sekitarnya. Sementara, orangtua tidak memahami apa keinginan anak.

Dilansir dari laman Kids Health, tantrum biasanya terjadi karena ketidakmampuan anak dalam menyampaikan keinginan atau perasaannya. Oleh sebab itu, anak melampiaskan hal tersebut melalui perilaku emosional yang tidak terkontrol.

Walaupun kerap membuat banyak orangtua khawatir, tantrum sebenarnya adalah momen yang umum terjadi pada balita dan anak-anak.

Tantrum bisa terjadi karena banyak faktor. Namun, ada anggapan yang mengatakan tantrum pada anak salah satunya dipicu oleh konsumsi susu. Benarkah demikian?

Baca Juga: Ibu Idaman Banget! Begini Cara Cerdas Tasya Kamila Mencegah Anak Tantrum di Tempat Umum, Tegas Tapi Tetap Lembut

Sejauh ini, belum ada penelitian yang membuktikan bahwa mengonsumsi susu dapat memicu tantrum pada anak-anak.

Meski demikian, dilansir dari National Health Services (NHS) Inggris, beberapa penelitian menyimpulkan bahwa kandungan protein dalam produk susu dan olahannya yang disebut kasein memang dapat memicu perilaku agresif pada anak dengan kondisi khusus.

Kondisi khusus tersebut adalah alergi susu, autisme, serta gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (ADHD).

Tantrum pada anak dengan alergi protein susu dapat terjadi akibat ketidaknyamanan pencernaan. Hal ini karena pencernaan anak sensitif terhadap protein susu. 

Baca Juga: Benarkah Intoleransi Laktosa Sama dengan Alergi Susu? Yuk Cari Tahu!

Laman NHS Inggris juga menyebutkan, pada anak dengan kondisi ADHD dan autisme, konsumsi gula berlebih dapat menimbulkan perubahan perilaku. Gula dalam konsumsi anak sehari-hari tidak hanya berasal dari produk susu dan olahannya, tetapi bisa juga termasuk makanan yang lain.

Oleh sebab itu, untuk anak berkebutuhan khusus, orangtua disarankan berkonsultasi dengan dokter anak mengenai pemilihan makanan, pola makanan, dan asupan gizi yang sesuai dengan kondisi anak.

Selain itu, apabila anak kerap menunjukkan perilaku agresif, seperti tantrum, orangtua disarankan untuk lakukan konsultasi ke dokter terlebih dahulu. Bisa jadi, ada faktor lain yang menyebabkan perubahan perilaku tersebut.

Pentingnya memahami kemampuan emosional anak

Selama masa pertumbuhan, kemampuan emosional anak masih dalam tahap perkembangan. Seiring dengan hal ini, kemampuan motorik anak sedang berkembang pesat sehingga anak cenderung lebih aktif dan rentan tantrum.

Baca Juga: Pentingnya Protein Hewani dan Asam Amino Esensial untuk Cegah Stunting, Orang Tua Milenial Perlu Tahu

Oleh sebab itu, penting bagi orangtua untuk membantu anak memahami dan mengelola emosinya.

Saat anak sedang tantrum, orangtua sebaiknya tetap bersikap tenang. Lakukan sesuatu untuk mengalihkan emosinya, seperti mengajak anak berbicara dengan nada bicara yang halus atau mengajaknya berpindah ke ruangan yang suasananya lebih segar.

Bila terjadi di tempat umum, pindahkan anak ke tempat yang lebih privat dan tidak terlihat oleh orang banyak, sebelum melakukan intervensi.

Orangtua juga perlu mengenali hal-hal yang dapat memicu tantrum pada anak sehingga perilaku tersebut dapat dicegah sejak awal.

Baca Juga: Punya 3 Anak yang Masih Kecil, Shireen Sungkar Berikan Tips Menghadapi Anak Tantrum, Orangtua Jangan Ikutan Marah!

Di samping itu, orangtua perlu memastikan kemampuan emosional anak dapat berkembang dengan optimal. Salah satunya dengan menyediakan nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan anak, seperti yang terdapat pada PediaSure.

PediaSure dilengkapi kandungan AA dan DHA lebih besar, yakni 1,5 miligram (mg) per 100 kalori (kkal) untuk AA dan 4,6 mg per 100 kkal untuk DHA.

Menurut penelitian berjudul “The role of DHA in cognitive performance of children” (2012), AA dan DHA merupakan asam lemak tak jenuh yang berperan penting dalam pembentukan jaringan saraf dan otak, serta meningkatkan kekebalan tubuh anak.

Saat ini, PediaSure hadir dengan formula baru yang dilengkapi dengan Arginine dan Vitamin K2, serta kandungan sukrosa lebih rendah 42 persen dibandingkan formula sebelumnya.

Baca Juga: Para Bunda Wajib Tahu! Begini Tips Puasa Ramadan 2022 untuk Ibu Menyusui Agar Nutrisi si Kecil Tidak Terganggu

Untuk mendukung kesehatan pencernaan anak, PediaSure dilengkapi dengan kandungan laktosa dalam jumlah rendah dan prebiotik FOS.

Tidak hanya itu, kini PediaSure juga dilengkapi dengan 14 vitamin dan 9 mineral untuk mendukung pertumbuhan fisik anak, di antaranya vitamin A, C, E, zinc, dan selenium. Selain itu, terdapat kandungan vitamin D3 yang berfungsi untuk meningkatkan daya tahan tubuh anak.

Dengan kandungan nutrisi yang lengkap dan seimbang, PediaSure pun dapat mendukung pemenuhan nutrisi harian anak, serta membantu perkembangan kognitif dan emosional anak.

Ibu tidak perlu khawatir anak-anak tidak mau minum atau menghabiskan susu, sebab PediaSure tersedia dalam empat rasa enak yang bersahabat di lidah anak, yaitu vanilla, cokelat, madu, dan rasa baru Classic Milky dengan kandungan sukrosa 0 gram.

Ibu juga bisa mengintip informasi lebih lengkap seputar PediaSure dengan mengunjungi tautan ini