"Saat itu, kami merasa sangat malas dan akhirnya kami terlambat untuk sarapan," katanya.
"Kami berada di lantai sembilan dan sarapan ada di ruangan bawah, disitu lah bom meledak dan kami melewatkannya," tambahnya.
"Kami merasa sangat beruntung, karena itu adalah keajaiban Tuhan." terangnya.
Ia bersama keluarganya kemudian dibawa keluar hotel untuk dievakuasi selama 2 jam karena layanan darurat menangani korban yang meninggal dunia dan terluka.
"Karena pemboman tersebut, hotel penuh dengan kerusakan, dan pembantaian terjadi tepat di depan mata kami," tambah Emmanuel.
"Polisi membawa kami ke luar, dan kami berada di sana selama dua jam untuk dievakuasi, sebelum kami diperbolehkan untuk pergi," lanjutnya.
"Kami kemudian menemukan ada beberapa bom lain yang meledak dan itulah sebabnya hotel terkunci," terangnya.
Peristiwa pemboman ini tentu telah memicu ketakutan, di tengah suasana umat Kristiani yang sedang merayakan paskah di beberapa gereja di Sri Lanka.
Emanuel mengatakan, "Dengan adanya serangan itu, orang-orang di luar sana mungkin akan mengaitkan momen Paskah yang damai dengan aksi terorisme."
Insiden pemboman ini terjadi di 3 gereja dan 3 hotel, yaitu Colombo, Negombo, Batticaloa.