Grid.ID - Rasa malas berhasil menyelamatkan satu keluarga ini dari tragedi mengerikan.
Hanya karena malas keluar hotel untuk sarapan, nyawa satu keluarga ini selamat dari maut.
Pengalaman nyata keluarga Dr Julian Emmanuel (48) yang lolos dari maut ini mungkin sulit untuk dipercaya.
Kisahnya bermula pada tahun 2019 lalu, saat itu Dr. Julian dari Surrey dan menginap di Hotel Cinnamon, Kolombo, Sri Langka.
Aksi pemboman yang menyasar tempat ibadah kembali terjadi.
Dikutip dari Intisari, mereka dijadwalkan untuk sarapan pada pukul 8.30 di hotel tersebut.
Namun mereka semua memilih berada di kamar karena malas untuk turun menuju restoran hotel.
Siapa sangka, keputusan iitu justru membawa keberuntungan.
Sebab restoran itu telah luluh lantak usai terjadi ledakan bom akibat serangan yang dilakukan teroris.
Untungnya saat kejadian Dr Julian dan keluarganya masih berada di lantai 9 dan belum turun di ruangan tempat untuk sarapan.
Ruangan tersebut menjadi tempat peristiwa pemboman terjadi.
"Saat itu, kami merasa sangat malas dan akhirnya kami terlambat untuk sarapan," katanya.
"Kami berada di lantai sembilan dan sarapan ada di ruangan bawah, disitu lah bom meledak dan kami melewatkannya," tambahnya.
"Kami merasa sangat beruntung, karena itu adalah keajaiban Tuhan." terangnya.
Ia bersama keluarganya kemudian dibawa keluar hotel untuk dievakuasi selama 2 jam karena layanan darurat menangani korban yang meninggal dunia dan terluka.
"Karena pemboman tersebut, hotel penuh dengan kerusakan, dan pembantaian terjadi tepat di depan mata kami," tambah Emmanuel.
"Polisi membawa kami ke luar, dan kami berada di sana selama dua jam untuk dievakuasi, sebelum kami diperbolehkan untuk pergi," lanjutnya.
"Kami kemudian menemukan ada beberapa bom lain yang meledak dan itulah sebabnya hotel terkunci," terangnya.
Peristiwa pemboman ini tentu telah memicu ketakutan, di tengah suasana umat Kristiani yang sedang merayakan paskah di beberapa gereja di Sri Lanka.
Emanuel mengatakan, "Dengan adanya serangan itu, orang-orang di luar sana mungkin akan mengaitkan momen Paskah yang damai dengan aksi terorisme."
Insiden pemboman ini terjadi di 3 gereja dan 3 hotel, yaitu Colombo, Negombo, Batticaloa.
Beberapa jam setelah ledakan ketujuh di Kolombo, dua orang akhirnya meninggal dunia.
Aparat setempat mengatakan, jumlah korban dari tragedy pemboman ini adalah 270 orang tewas dan 450 lainnya luka-luka.
Kementerian Luar Negeri Sri Lanka juga mengatakan bahwa ada lima warga negara Inggris dan dua warga negara Amerika Serikat tewas dalam insiden itu.
Diperkirakan, total warga negara asing yang menjadi korban berjumlah 27 orang.
Artikel ini telah tayang di intisari.grid.id dengan judul Pemboman Sri Lanka: Akibat Bermalas-malasan, Satu Keluarga Ini Selamat Dari Teror Bom
(*)