"Terus, kadang dijambak sampai jatuh," tutur Erwiana.
Menurutnya, sang majikan menyiksa lantaran tak terima dengan cara kerja Erwiana.
"Ya kadang-kadang dia nggak terima sama pekerjaan saya. Misalnya ngelap meja itu harus 5 menit, ngelap AC harus 10 menit."
"Kalau lebih atau kurang nanti dia (majikannya) marah dan mukul," ungkap Erwiana.
Tak hanya itu, Erwiana mengaku bekerja selama 20 jam sehari dan hanya memiliki waktu istirahat selama 4 jam.
Ia juga tak pernah diberikan jatah libur oleh sang majikan.
"Kebetulan saya nggak pernah libur di sana."
"Kebetulan dia (majikannya) minta saya nggak libur, katanya nanti diganti dengan uang gitu," ujarnya.
Tak hanya alami penyiksaan secara fisik, Erwiana juga disiksa secara psikis saat awal bekerja.
"Awalnya memang belum disiksa secara fisik. Disiksa kaya makan nasi satu rantang untuk satu minggu, roti untuk satu hari, ke toilet juga dibatasi, hanya dua kali sehari."
"Minumnya cuma 450 ml satu hari, katanya kalau saya ke toilet terus akan menyita waktu pekerjaan saya dan mengotori rumahnya," cerita Erwiana.