Laporan Wartawan Grid.ID, Annisa Dienfitri
Grid.ID - Dijambak dan ditonjok bukan hal yang asing bagi mantan Tenaga Kerja Wanita (TKW) bernama Erwiana.
Sembilan tahun lalu, kisah Erwiana, seorang TKW di Hong Kong yang disiksa majikannya sendiri sempat viral.
Saat itu, Erwiana yang baru 8 bulan bekerja di Hong Kong malah babak belur disiksa majikan.
Dalam acara Hitam Putih yang dipandu Deddy Corbuzier, Erwiana membagikan kisah pilunya saat masih jadi TKW di Hong Kong.
Wanita bernama lengkap Erwiana Sulistyaningsih ini mengalami tindakan kekerasan di Hong Kong pada tahun 2013 silam.
Delapan bulan Erwiana bekerja sebagai TKW di Hong Kong, Erwiana mengalami penyiksaan berat, baik secara psikis maupun fisik.
Wanita asal Ngawi ini mengalami tindakan kekerasan dari majikannya sendiri.
Erwiana mengungkapkan bahwa ia mengalami bermacam-macam penyiksaan.
"Ya macam-macam ya, dipukul oleh ibunya."
"Ya pemukulan, ditonjok, dicakar wajah saya, ditonjok hidung sampai patah juga, trus gigi juga patah ditonjok, mata sampai lebam-lebam."
"Terus, kadang dijambak sampai jatuh," tutur Erwiana.
Menurutnya, sang majikan menyiksa lantaran tak terima dengan cara kerja Erwiana.
"Ya kadang-kadang dia nggak terima sama pekerjaan saya. Misalnya ngelap meja itu harus 5 menit, ngelap AC harus 10 menit."
"Kalau lebih atau kurang nanti dia (majikannya) marah dan mukul," ungkap Erwiana.
Tak hanya itu, Erwiana mengaku bekerja selama 20 jam sehari dan hanya memiliki waktu istirahat selama 4 jam.
Ia juga tak pernah diberikan jatah libur oleh sang majikan.
"Kebetulan saya nggak pernah libur di sana."
"Kebetulan dia (majikannya) minta saya nggak libur, katanya nanti diganti dengan uang gitu," ujarnya.
Tak hanya alami penyiksaan secara fisik, Erwiana juga disiksa secara psikis saat awal bekerja.
"Awalnya memang belum disiksa secara fisik. Disiksa kaya makan nasi satu rantang untuk satu minggu, roti untuk satu hari, ke toilet juga dibatasi, hanya dua kali sehari."
"Minumnya cuma 450 ml satu hari, katanya kalau saya ke toilet terus akan menyita waktu pekerjaan saya dan mengotori rumahnya," cerita Erwiana.
Tak tahan dengan kondisinya, Erwiana memutuskan untuk pulang ke Indonesia.
Saat itu juga, kondisi Erwiana sangat memprihatinkan karena disebut hanya memiliki berat badan 25 kg.
Untuk memanipulasi kondisinya, sang majikan mendadani Erwiana dengan makeup dan jaket berlapis.
"Waktu sebelum berangkat 45 kg lebih, waktu pulang kira-kira berat badannya 25 kg, kurang tahu juga karena sudah berada di rumah sakit," kenangnya.
Bekerja selama 8 bulan, Erwiana hanya dibayar sebanyak Rp 100 ribu saja.
(*)