Laporan Wartawan Grid.ID, Mahdiyah
Grid.ID - Ibu mendiang Bibi Ardiansyah, yakni Dewi Zuhriati tampaknya masih sangat terpukul dengan kepergian mendiang Bibi Ardiansyah dan Vanessa Angel.
Ya, kehilangan dua anak sekaligus tentu membuat hati dewi hancur.
Bahkan, perasaan itu kian berkecamuk saat memasuki bulan puasa Ramadan 2022 ini.
Pasalnya, bulan puasa Ramadan 2022 kali ini menjadi ibadah puasa Ramadan pertamanya tanpa sang anak sulung dan menantunya.
Seperti yang diketahui, mendiang Bibi Ardiansyah dan Vanessa Angel meninggal 6 bulan lalu dalam kecelakaan maut di Tol Jombang.
Baru-baru ini, oma Gala Sky Andriansyah ini pun menuliskan sebuah puisi berisi curhatannya di akun Instagram pribadinya @dewizuhriati.
Dirinya menuliskan bahwa ia seakan masih berat untuk melepaskan bayang-bayang anak dan menantunya pergi untuk selamanya.
"Selamat jalan anak-anakku tercinta, jiwa kalian adalah sinar dalam hidup kami, nama kalian kami sebut dalam linangan air mata, melepas kalian jadi penguhi surga," tulisnya.
"Kalian jiwa yang sebentar kami jaga," sambung Dewi.
"Jadi peneguh atas sempoyonganya jiwa kami. Sekarang diri kalian diam tanpa kata. Terbaring dengan siraman merebak do’a," lanjutnya.
Ibunda Fujianti Utami itu pun merasa kepergian orang tua Gala Sky itu sangat cepat.
Semenjak kepergian keduanya, Dewi merasa hidupnya terasa begitu sepi.
Padahal, menurut Dewi mendiang berdua adalah dua orang yang begitu menenangkan hatinya.
"Begitu cepat kalian pergi tinggalkan kami. Sesak di dada entah kapan berhenti. Hidup kami akan terasa sepi. Kalian adalah obat penenang hati," tulisnya.
Ibu 4 orang anak ini juga menuliskan betapa ia dan keluarganya menangisi kepergian Bibi dan Vanessa yang begitu mengejutkan.
"Kami mengunci rasa yang tidak sanggup diucap dengan kata-kata. Gejolak meletus hancurkan semua jiwa. Cuma tangis kami yang sejak dari awal terpecah. Sebagai wakil terpotong duka yang tidak tertahan raga," sambungnya.
Dalam puisi yang menyayat hati itu, Dewi juga menuliskan rasa kehilangannya yang teramat berat.
Bahkan, seakan dirinya tak tahu kapan duka ini akan hilang dari hatinya.
"Kami hanya sanggup mengenang jari kalian yang tidak lagi bergerak dingin menghempas masa lalu yang berserak," tulisnya.
"Entahlah di purnama berapa, hati sanggup bergerak. Menatap badai duka yang semakin bergejolak," pungkasnya.
(*)