Laporan wartawan Grid.ID, Citra Kharisma
Grid.ID - Selain dikenal dengan dedikasinya memenangkan kasus kelas kakap, Hotman Paris juga dikenal dengan hobinya yang suka mengunggah potret bareng aspri-aspri cantik.
Bukan sekali dua kali, Hotman Paris bahkan hampir setiap hari mengunggah potret bareng aspri-asprinya yang cukup banyak.
Fritz Hutapea selaku anak bungsu Hotman Paris bahkan bertanya-tanya apa maksud sang papa mengunggah potret tersebut.
"Pasang banyak foto aspri di Instagram, mereka tuh tugasnya apa sih?" tanya Fritz kesal.
"Lu ngapain ikut campur urusan gua lu," jawab Hotman tertawa.
Karena dipaksa oleh Melaney mengutarakan alasannya, Hotman pun menjawab dengan analogi yang cukup nyambung.
Seperti yang diketahui bahwa selain berprofesi sebagai pengacara, Hotman Paris juga seorang pengusaha klub malam mewah di Jakarta.
Ia menyebut bahwa profesi barunya itu menuntutnya untuk bisa membaur dengan para wanita-wanita cantik yang juga merupakan customer club-nya.
Menurut Hotman hal tersebut sudah seharusnya dilakukan demi bisnisnya dapat berjalan lancar.
"Saya punya 35 club yang diskotik bar, club itu kan penuh dengan glamour, kecantikan wanita, jadi disesuaikan dengan kebutuhannya."
"Kalau di sidang, saya bawa pengacara, yang kedua ada asisten saya, ya kan."
"Jadi I do it in my capacity sebagai pengusaha hiburan, gitu lho," tutur Hotman, dikutip dari Youtube Trans TV Official, Senin (4/4/2022).
Hotman menambahkan bahwa sosok yang mendampinginya bermacam-macam sesuai dengan bidang bisnis yang tengah dijalaninya saat itu.
Jika sedang berbisnis properti, maka ia akan mengajak sang istri yang berprofesi sebagai notaris.
"Waktu saya pengusaha properti, saya gak bawa aspri, itu lain lagi, itu sama istri yang notaris."
"Jadi memang harus kayak gitu kalau mau sukses," tambah Hotman.
Tak ragu-ragu, Fritz secara blak-blakan menyebut dirinya risih saat melihat postingan sang papa yang sering didampingi para aspri cantik.
Ia mengaku sudah pernah mengingatkan sang papa agar berhenti melakukan hal tersebut namun masih terus dilakukan hingga sekarang.
"Ya risihlah kadang-kadang."
"Dulu sudah pernah dari dulu (ngomong)," sambung Fritz.
(*)