Laporan Wartawan Grid.ID, Annisa Dienfitri
Grid.ID - Sebuah peristiwa ditemukannya mayat tanpa kepala sempat bikin geger tahun 2019 lalu.
Mayat tanpa kepala itu ditemukan di bawah jembatan Karanggondang, Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, Rabu (3/4/2019).
Mayat tanpa kepala yang berada dalam koper itu diketahui merupakan jasad dari seorang guru honorer bernama Budi Hartanto.
Jenazah Budi Hartanto dikenali melalui sidik jari yang ditemukan dari potongan tubuhnya di koper.
"Jenazahnya dikenali dari sidik jarinya," jelas Nasuka.
Di kesehariannya, Budi Hartanto bekerja sebagai guru honorer di SDN Banjarmlati 3, Kelurahan Banjarmlati Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri.
Tak hanya sebagai guru, korban juga memiliki usaha warung kopi di kawasan GOR Jayabaya, Kota Kediri.
Dia juga memiliki usaha lain berupa jual beli HP dan pulsa.
Keluarga tidak tahu menahu akan penemuan jasad Budi yang ditemukan di Blitar.
Pasalnya, tidak ada kerabat maupun saudara yang tinggal di sana.
Dari penjelasan pihak keluarga, korban meninggalkan rumah selepas Magrib.
Tujuan korban adalah pergi ke warung kopi miliknya di kawasan GOR Jayabaya atau Gedung Nasional Indonesia (GNI).
"Korban keluar naik sepeda motor, sampai sekarang sepeda motornya masih belum ditemukan," jelas Nasuka.
Nasuha mengatakan, selain jadi guru honorer di SDN Banjarmlati, korban juga mempunyai sewa rental mobil.
"Usahanya banyak karena anaknya kreatif," ujar Nasuha.
Dia mengatakan Budi pergi membawa uang yang cukup banyak, laptop, dan dua ponsel.
Korban pamitan ke sang ibu selepas Maghrib untuk pergi ke warungnya di kawasan Gedung Olahraga (GOR) Jayabaya.
Dia mengatakan sedang mempersiapkan acara di Gedung Nasional Indonesia (GNI), Kota Kediri.
Budi pergi menggunakan motor yang keberadaannya sempat tidak diketahui.
"Tidak biasanya korban bawa laptop, namun saat keluar naik motor, mobilnya ditinggal," tambahnya.
Keluarga menduga kematian Budi karena tindakan kriminal karena banyak barang berharga korban yang hilang.
Sedangkan, warung kopi korban di kawasan GOR Jayabaya dalam kondisi berantakan, tetapi tidak ada darah.
Nasuha mengatakan keluarga tidak mendapati hal aneh semasa hidup korban.
"Orangnya pendiam, sehari-hari korban menjadi guru honorer di SDN Banjarmlati mengajar mata pelajar Kesenian," jelasnya.
Sebelum ditemukan tewas, terungkap komunikasi terakhir korban dengan seorang rekannya melalui aplikasi WhatsApp, Selasa (2/4), sekitar pukul 22.55 WIB.
Namun setelah kontak terakhir, handphone (ponsel) milik korban sudah tidak bisa dihubungi lagi.
"Itu kontak terakhir korban dengan rekannya yang juga guru," jelas Nasuka, paman korban, dikutip dari TribunStyle.com.
Namun, tidak ada yang janggal dengan isi chat terakhir korban.
Isi chat tersebut hanya berisi gurauan korban dengan temannya.
Ibu Budi Hartanto, Hamidah, histeris ketika mengetahui putranya tewas dalam keadaan mengenaskan.
Apalagi saat itu bagian kepala Budi Hartanto belum ditemukan.
"Anak saya salahnya apa... saya tidak terima," ujarnya sembari menangis histeris.
"Semoga pelakunya segera ditemukan," harap Hamidah.
Melansir Kompas.com, akhirnya kepolisian berhasil menemukan potongan kepala korban 9 hari kemudian, pada Jumat (12/4/2019).
Penemuan kepala korban setelah petugas melakukan pencarian di sungai yang ada di wilayah Dusun Plosokerep, Desa Bleber, Kecamatan Kras, Kabupaten Kediri.
Sungai tersebut berjarak sekitar 20 kilometer dari lokasi penemuan koper berisi tubuh mayat.
(*)