Apalagi, porang gampang dikembangkan dan mudah untuk dipasarkan.
Ditanya omzet yang ia dapatkan dari pengembangan porang di Desa Kepel, Paidi mengatakan sudah mencapai miliaran rupiah.
"Sudah di atas satu miliar," kata Paidi.
Selain berbagi melalui media sosial, Paidi juga berbagi ilmu langsung pada petani di kampungnya.
Dengan membagikan bibit unggul gratis sebanyak 30 kilogram, Paidi telah menghitung hasil panennya dalam jangka dua tahun bisa menghasilkan nilai jual seharga Rp 72 juta.
Dengan demikian uang hasil panen tersebut dapat digunakan untuk memberangkatkan umrah sepasang suami istri.
"Uang hasil panen itu bisa untuk memberangkatkan umrah pasangan suami istri. Tetapi kalau panen lebih dari itu, sisa uangnya kami berikan kepada petani,” ujar Paidi.
Paidi menyebutkan, sejauh ini sudah 15 petani yang berangkat umrah setelah mendapatkan bantuan 30 kg bibit bubil.
Harapan ke depan, makin banyak petani yang bertanam sehingga bisa berangkat umrah.
Sementara itu, Kepala Desa Kepel Sungkono menyatakan, banyak warganya ikut menanam porang karena terinspirasi dengan kisah sukses Paidi.
Dua tahun terakhir, hampir 85 persen warga di Desa Kepel menanam porang.