Saat ditemui Tribun Manado, Melati mengaku sangat mudah mencari uang kala menjadi PSK.
Namun demikian, dia tidak mau menghambur- hamburkan uang itu karena berpikir ia tak akan selamanya muda sehingga jika sudah tua pasti tak ada lagi tamu yang mau mengencaninya.
"Kan saya tidak selalu muda. Kalau sudah tua, mana ada laki-laki yang mau. Makanya dari dulu saya sudah terbiasa menyimpan uang," tutur Melati.
Dia bahkan membuka rekening di bank untuk mengumpulkan pundi-pundi hasil keringatnya melayani nafsu laki-laki yang bukan suaminya.
Apalagi, lanjut dia, saat bekerja sebagai PSK, tak ada jaminan apapun.
Hanya saja kalau tidak ada uang, ia bisa pinjam kepada bos yang menaungi bisnis esek- esek ini di Manado.
Karena menurutnya, bekerja seperti ini kalau sudah tidak laku pasti tidak akan diperhatikan lagi oleh bos.
Melati pun telah pensiun dari PSK 5 tahun lalu dan kini usianya sudah 48 tahun.
Melati juga telah memiliki usaha dengan modal tabungan selama menjadi PSK.
Dia pun sudah menikah dan memiliki anak.
Saat masih bekerja sebagai PSK, penghasilannya per minggu mencapai Rp 4 juta.
Itu pendapatan bersih setelah dipotong make up, aksesoris dan fee untuk bosnya.
Bahkan dia biasa mendapatkan banyak barang mewah dari pelanggannya seperti handphone dan lainnya.
Dia juga sering diajak tamunya jalan-jalan, termasuk menikmati makanan mewah.
Semua kemewahan itu dia tinggalkan dan kini dia justru merasa lebih nyaman dalam hidup.
"Saya lebih senang dan nyaman dengan apa yang saya kerjakan saat ini," pungkas Melati.
(*)