Laporan Wartawan Grid.ID, Annisa Dienfitri
Grid.ID - Demi cinta, seororang remaja perempuan nekat berutang agar bisa membeli sepeda motor untuk sang pacar.
Tak tanggung-tanggung, saking bucin, perempuan berusia 17 tahun yang tak disebutkan namanya itu rela berutang ke 7 orang rentenir.
Melansir Harian Metro dari Hai Online, remaja perempuan ini diketahui meminjam uang sebesar Rp 41 juta ke 7 orang rentenir.
Uang Rp 41 juta itu digunakan untuk membeli sepeda motor untuk pacar tercinta.
Padahal, si perempuan ini baru satu tahun menjalin hubungan pacaran dengan pacarnya itu.
Ketika membuat laporan kepada petugas Malaysian Muslim Consumer Association (PPIM), si perempuan mengaku nekat pinjam uang sampai puluhan juta rupiah karena sayang.
Apalagi, si perempuan dan pacarnya itu menyebut memiliki rencana untuk menikah.
"Dia minta uang karena ingin membeli motor," ujar si perempuan.
"Tanpa pikir lagi saya kemudian membuat pinjaman untuk membantu membayar angsuran bulanan," lanjutnya.
Seiring waktu, si perempuan ini mengalami kesulitan dalam membayar cicilan.
Nyatanya, gaji sebagai pramuniaga toserba tidak untuk menutup biaya angsuran bulanan.
Akhirnya, pihak keluarga meminta remaja perempuan ini membuat laporan ke PPIM agar keduanya mencapai kesepakatan untuk membayar utang.
Nahas, si pacar yang sudah dibantu biaya membeli sepeda motor itu malah tidak memberikan respon.
"Gajiku sebagai pramuniaga nggak seberapa. Keluarga menyarankan saya untuk melapor ke PPIM supaya ada kesepakatan dengan pacar."
"Tapi, dia malah nggak merespon sama sekali," terangnya dikutip dari World of Buzz.
Menanggapi kasus tersebut, Direktur PPIM Azman Kang menjelaskan bahwa pihaknya telah mencoba melakukan klarifikasi pada kekasih si perempuan.
Namun pinjaman itu dibuat atas namanya, maka si perempuan dipastikan harus bertanggung jawab penuh atas semua utang yang dibuat.
Merasa iba, Azman Kang menyarankan agar si remaja perempuan itu jangan sampai mengulangi kesalahan yang sama gara-gara kebucinannya.
"Pada usia semuda itu, dia nggak bisa berpikir dengan logis untuk mempertimbangkan baik dan buruknya."
"Saran saya kepadanya adalah jangan mengulangi kesalahan yang sama dan nggak mempercayai janji kosong dari orang-orang yang baru saja ditemui," ujar Azman.