Find Us On Social Media :

Baru Saja Alami Kecelakaan di Tol Pasuruan Probolinggo, Inilah Profil Grup Musik DEBU: Filosofi, Tahun Berdiri, dan Genre

By Citra Widani, Senin, 18 April 2022 | 15:39 WIB

Profil grup musik Debu yang baru saja terlibat kecelakaan di Tol Pasuruan Probolinggo.

Filosofi di balik pemilihan nama debu adalah karena mereka ingin agar para pendengar lebih fokus pada pesan dalam lirik yang dinyanyikan, bukan kepada siapa penyanyinya, bak debu yang tak dianggap ada.

Apa yang mereka inginkan dalam hal ini adalah agar para pendengar dapat mengingat makna dari lagu yang disampaikan.

Debu sendiri memiliki genre musik campuran Timur Tengah dan tradisional Indonesia.

Mereka menggunakan beberapa alat musik tradisional seperti drum, biola, santur, gitar flamenco, baglama, tambura, oud, dumbek, bass elektrik, dan instrumen suling sunda.

Lirik-lirik yang diangkat oleh Debu melambangkan kedamaian, cinta, dan kerinduan akan Tuhan sang pencipta.

Tak hanya dalam bahasa Inggris, DEBU juga merilis lagu dalam bahasa Inggris, Arab, Persia, Turki, Spanyol, dan China.

Melansir TribunSeleb.com, pendiri grup musik ini sendiri telah meninggal pada Sabtu 26 Mei 2018, ia adalah Syekh Fattaah.

Baca Juga: Kecelakaan Band DEBU Terjadi di Tol Pasuruan Probolinggo, 2 Penumpang yang Merupakan Warga Malaysia Tewas

Almarhum dimakamkan di Sukajaya, Cigudek, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Lokasinya dekat dengan kebun pesantren UMI.

Selain sebagai pendiri, Syekh Fattah juga merupakan guru tasawuf para member DEBU.

DEBU memiliki nama lain dalam bahasa Inggris, yakni Dust on The Road, atau Debu di Jalanan.

(*)