Laporan Wartawan Grid.ID, Rizqy Rhama Zuniar
Grid.ID - Imbas dari perkembangan lockdown di Kota Shanghai, China, masyarakat mengalami krisis makanan.
Akibatnya, harga kebutuhan pokok di Kota Shanghai pun naik drastis.
Melansir dari Kompas.com, seorang warga bernama Frank Tsai, yang tinggal di apartemennya di Puxi, bagian barat Shanghai bahkan mengaku telah menimbun makanan.
Frank Tsai mengaku telah menimbun makanan selama 4 hari seperti yang awalnya diperintahkan oleh pihak berwenang.
Namun, tujuh hari kemudian persediaan makanannya semakin menipis.
"Saya memikirkan makanan saya dan asupan makanan saya lebih dari yang pernah saya miliki dalam hidup," kata Tsai yang dikutip Grid.ID dari Kompas.com, Selasa (19/4/2022).
Alhasil, sejumlah penduduk terpaksa melakukan barter atau membayar lebih untuk membeli makanan selama lockdown di Shanghai berlangsung.
Saking persediannya yang semakin menipis, harga mi instan di Kota Shanghai bahkan hampir tembus Rp 1 juta per kardus.
Mengutip dari TribunJabar.id, seorang penduduk bermarga Ma mengatakan, dia membayar 400 yuan atau sekitar Rp 900.000 hanya untuk sekardus mi instan dan soda.
Meski telah membeli sekardus mi instan dan soda, namun penduduk Kota Shanghai ini mengaku tak tahu apakah persediaannya itu cukup.