Laporan Wartawan Grid.ID, Ragillita Desyaningrum
Grid.ID – Hari Kartini diperingati setiap tahunnya pada tanggal 21 April untuk mengenal perjuangan RA Kartini.
Raden Ajeng (RA) Kartini merupakan salah satu Pahlawan Kemerdekaan Republik Indonesia yang gigih memperjuangkan hak wanita.
Lahir pada 21 April 1879 di Jepara, Kartini mengenalkan emansipasi wanita melalui surat-surat yang ditulisnya.
Sayangnya, perjuangan Kartini harus terhenti karena ia meninggal dunia di usia 25 tahun pada 17 September 1904.
Melansir Parapuan, Kartini menghembuskan napas terakhirnya empat hari setelah melahirkan anak pertamanya.
Penyebab kematian Kartini hingga saat ini sebenarnya menjadi misteri.
Namun, banyak yang menduga bahwa Kartini meninggal dunia akibat salah satu kompikasi kehamilan yaitu preeklamsia.
Ibu hamil yang menderita preeklamsia ini biasanya mengalami tekanan darah tinggi yang membahayakan.
Seperti dikutip dari Kompas.com, preeklamsia telah menyumbang 76.000 kematian ibu di dunia setiap tahunnya.
Tak hanya itu, 500.000 kematian janin di dunia setiap tahunnya juga dikarenakan penyakit preeklamsia saat kehamilan.
Lantas, apa yang menyebabkan preeklamsia membahayakan nyawa ibu dan janin?
Menurut dokter spesialis obstetri dan ginekologi, dr. Aditya Kusuma, preeklamsia merupakan silent killer bagi ibu dan janin.
Hal ini lantaran komplikasi yang disebabkan oleh preeklamsia dapat menyebabkan kerusakan pada organ vital, khususnya ginjal dan hati.
Yang membahayakannya lagi, seringkali ibu hamil tidak menyadari bahwa dirinya mengalami preeklamsia.
Berikut adalah beberapa gejala preeklamsia yang perlu diwaspadai ibu hamil, di antaranya:
- Kelebihan protein dalam urin (proteinuria) atau tanda-tanda lain dari masalah ginjal
- Penurunan kadar trombosit dalam darah (trombositopenia)
Baca Juga: Didiagnosis Alami Preeklamsia, Tya Ariestya Mencoba Tetap Santai dan Produktif di Kehamilan Keduanya
- Peningkatan enzim hati yang menunjukkan masalah hati
- Sakit kepala parah
- Perubahan penglihatan, termasuk kehilangan penglihatan sementara, penglihatan kabur atau sensitivitas cahaya
- Sesak napas, disebabkan oleh cairan di paru-paru
- Nyeri di perut bagian atas, biasanya di bawah tulang rusuk di sisi kanan
- Mual atau muntah
(*)