Ia mengenang ketika sang suami rela pulang lebih awal demi bisa makan bersama dengan keluarga.
"Waktu hari kebudayaan, dia ternyata tidak sampai sore. Dia pulang bawa makanan," ujarnya.
"Waktu saya tiba bersama anak-anak, saya tanya, yang sudah makan? Dia bilang belum, itu makanannya saya bawa pulang," lanjutnya.
"Dia mau makan ramai-ramai di rumah," sambung dia dengan wajah yang tampak masih sedih.
Bahkan, sang suami selalu membawa pulang makanan yang ia dapat di kantornya.
Rovida juga mengungkap bahwa ia dan mendiang suaminya masih sangat mesra layaknya sejoli berpacaran.
"Saya sama dia masih kayak orang pacaran. Dia anak bungsu, saya anak pertama. Dia kayak memanjakan istri dan anak-anaknya," kata dia.
"Kalau dia video call selalu bilang bunda ngapain, udah gak usah kerja istirahat saja," terangnya.
Dirinya pun tak percaya jika motif pembunuhan itu adalah cinta segitiga.
"Kehidupan kami juga harmonis, jadi kami masih menerka-nerka apa motifnya," kata Rovida.
(*)