"Jadi, kami memang benar-benar mempersiapkan dari jauh-jauh hari untuk beli persiapan lebaran di sana," ujar ibu satu anak ini.
"Seru banget sih masya Allah, ngga sabar banget," lanjutnya.
Rey Mbayang pun menceritakan tradisi lebaran yang selalu ada di kampungnya.
Menurut Rey Mbayang, keseruan di kampungnya tak hanya terjadi di hari lebaran, bahkan 10 hari setelahnya.
"Kenapa aku ajak istri, mertua bahkan sampai keluarga besar aku ajak karena di daerahku kabupaten Bolaang Mongondow ada keunikan," kata Rey Mbayang.
"Jadi di Idul Fitri itu ramai tapi 10 hari itu setelah itu lebih ramai lagi, namanya lebaran ketupat," terangnya.
Menurut Rey Mbayang dalam tradisi tersebut masyarakat di kampungnya diwajibkan untuk masak dan membagikan makanannya kepada orang yang lewat.
"Jadi, itu semua rumah wajib masak dan kasih makanan gratis untuk yang lewat," terangnya.
Rey Mbayang pun ingin agar keluarganya termasuk sang mertua merasakan keseruan berlebaran di Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara. "Jadi, aku pengin mereka juga merasakan mungkin bertahun-tahun di kota pasti kan kurang berasa jadi harus ke daerah ke kampung supaya lebarannya makin hidup," tutup Rey Mbayang terkait rencana lebarannya dengan Dinda Hauw.
(*)