Dengan suara bergetar, Purwanto juga membeberkan sejumlah luka yang kini masih membekas di tubuh anaknya.
"Luka bakarnya 32,5 persen. Sekarang tinggal menunggu tangan kiri, leher dan dada," ujarnya.
"Kalau yang kaki, tangan kanan, dan muka sudah kering. Kondisinya sadar, tapi di hari 1-13 kemarin benar-benar ngga bisa apa-apa, baru hari ke 14 mulai bisa makan, meski harus bubur itu," imbuhnya.
Tak hanya masalah luka, Purwanto juga mengaku kesulitan ekonomi saat kesehatan anaknya tak semua ditanggung BPJS.
"Makanya, saya minta bantuan Kita Bisa untuk dilakukan penggalangan dana, karena biayanya tidak sedikit dan tidak tercover BPJS, karena masuk kriminal," keluhnya.
Selain masih belum bisa terima, Purwanto juga mengaku akan melanjutkan kasus ini pada hukum.
Mengingat rekan anaknya datang membawa bensin dengan sengaja, Purwanto juga menilai ini sebagai tindak percobaan pembunuhan berencana.
"Kalau damai ngga mau, intinya proses hukum. Kalau dia sudah membawa bensin dan masuk ke dalam kamar, itu kan berarti perbuatannya terencana," ungkap Purwito.
"Pelakunya konco dewe (teman sendiri) itu. Sepertinya salah satunya juga pernah datang ke rumah sebelumnya."
"Itu kan yang datang bertiga, tapi pelakunya (pembakaran) cuma seorang. Larinya bertiga mungkin," pungkasnya.
Kemudian ditambahkan dari Kompas.com, kasus pembakaran hidup-hidup ini akhirnya viral di media Twitter.
Sebuah unggahan yang menyebut adanya mahasiswa yang dibakar tiga temannya, viral di media sosial, Jumat (22/4/2022).
Mahasiswa tersebut bernama Dimas yang nekat dibakar tiga rekannya dan ditinggal begitu saja.
"Hallo temen2 twitter, ada berita sedih dari jogja. Dimas, mahasiswa UTY dibakar hidup-hidup sama 3 orang temannya dan ditinggal kabur, kronologi akan saya share di thread ini, minta tolong di share ya," tulis unggahan tersebut.
Hingga Sabtu (23/4/2022) unggahan tersebut telah disukai sebanyak 25.800 kali dan di-retweet sebanyak 10.400 kali.
(*)