"Saya tidak akan membayar banyak untuk membelinya, makanan ini tidak memiliki rasa atau warna, tidak ada apa pun, mereka bahkan tidak berbau," kata Rodrigo García Fonseca pada BBC dikutip dari Intisari.grid.ID, Rabu (27/4/2022).
Namun menurutnya, tak sedikit orang justru memesan angulas demi memperlihatkan kesombongan berkat harganya yang mahal.
"Selada memiliki lebih banyak aroma, tetapi ada dua orang di sini yang memesan setengah kilo angulas, seharga lima ratus euro pada satu waktu."
"Beberapa orang yang memiliki uang suka menghabiskannya. Siapa yang tidak suka menjadi sombong?" tambahnya.
Sebagai gambaran rasanya, resep memasak angulas biasanya digoreng bersama bawang putih dan cabai merah dalam minyak zaitun yang banyak, kemudian tambahkan anakan belut ini.
Meski dianggap hanya dikonsumsi 'orang-orang sombong', nyatanya anakan belut memiliki manfaat bagi kesehatan tubuh.
Dilansir dari Grid Health, hasil penelitian di Indonesia menemukan bahwa belut memiliki kandungan gizi yang luar biasa.
Pada jurnal Nutritional Content of Wild And Cultured Eel (Anguilla bicolor) from Southern Coast of Central Java yang dimuat ejournal.undip.ac.id, belut dipercaya memiliki manfaat kesehatan yang sangat baik untuk menyembuhkan berbagai penyakit.
Belut terbukti tinggi proteinnya, kalsium, lemak tak jenuh, arginin, fosfor, zat besi, vitamin A dan vitamin E, dan EPA dan DHA, dan masih banyak lagi.
Dari aneka kandungan gizi tersebut, orang yang mengonsumsi belut mendapat banyak manfaat kesehatan bagi tubuh.
Fosfor contohnya, meminimalisir terjadinya pengeroposan pada tulang atau yang lebih dikenal dengan osteoporosis.
Selain itu, belut mengandung arginin yang berfungsi melakukan penghambatan terhadap pertumbuhan sel kanker payudara.
(*)