"Kalau kita kerja-kerja terus, ternyata cuma satu yang gak bisa kita beli, adalah waktu," lanjut Raffi.
Raffi tak menampik selalu sukses mencapai satu target ke target yang lain hingga sadar bahwa semua itu tak pernah selesai.
"Nah akhirnya alat itu yang membuat saya, kayaknya boleh kita kerja ngoyo, tapi saat kita mendapatkan apa yang kita dapatkan, kita senang, tapi setelah itu kan cuma, udah nih?" imbuhnya.
Alhasil, Raffi mulai khawatir dengan waktunya yang tak bisa dinikmati bersama keluarga dan mulai mengontrol kegiatannya sehari-hari.
Ia juga punya target baru untuk menghabiskan waktu lebih banyak bersama keluarga, terutama dengan sang ibu.
"Jadi semua alatnya kita sendiri. Saya dikasih rezeki yang cukup, udah, Alhamdulillah. Saya punya target lain yaitu sama keluarga, sama ibu saya," tukas Raffi.
(*)