Laporan Wartawan Grid.ID, Nisrina Khoirunnisa
Grid.ID - Raffi Ahmad mengaku khawatir apabila tak bisa melakukan satu hal sebelum dirinya meninggal.
Berkaca dari fakta sang ayah yang meninggal dunia di usia 47 tahun, Raffi Ahmad ketar-ketir usianya tak akan panjang.
Seperti yang diketahui, ayah Raffi Ahmad sudah meninggal pada tahun 2006 silam.
Kepergian ayah Raffi Ahmad pun sempat dibeberkan oleh sang artis beberapa waktu lalu.
Diberitakan Grid.ID sebelumnya, ayah Raffi Ahmad diketahui meninggal dunia pada pukul 11 malam dalam posisi sujud.
Raffi Ahmad yang saat itu sedang tak di rumah, langsung cepat-cepat menuju kediamannya ketika sang ayah berpulang.
"Meninggalnya langsung itu, jam 11 malam, gue dikabarin jam setengah 12, jam 2 subuh gue udah disini, meninggalnya sujud gitu bokap gue," ujar Raffi.
Sejak ayahnya meninggal, Raffi harus bekerja dan pontang-panting cari duit demi menghidupi ibu serta adik-adiknya.
Seiring berjalannya waktu, tak terasa Raffi Ahmad sukses menapaki kakinya di titik keberhasilan.
Suami Nagita itu pamornya sudah di atas angin sebagai artis sekaligus pengusaha dengan lini bisnisnya yang tumpah ruah.
Kendati begitu, Raffi nyatanya mengaku tak pernah punya waktu dengan keluarga.
Melansir dari video yang ditayangkan Youtube Najwa Shihab pada Jumat (29/4/2022), Raffi Ahmad membeberkan curhatannya itu.
Walau hidup sukses, Raffi baru saja menyadari bahwa waktu yang dilewatinya begitu cepat hingga sudah punya dua anak.
Hingga akhirnya, suami Nagita itu bertanya-tanya kapan ia menghabiskan waktu 1x24 jam bersama keluarganya.
"Saya lihat cepet banget waktu. Ih anak saya udah dua aja nih, ngelihat anak saya yang besar 7 tahun, usia pernikahan 8 tahun, saya cuma berpikir, kapan saya punya waktu 1x24 jam sama mereka? Nggak pernah sama sekali," ujar Raffi.
Raffi juga teringat dengan masa lalunya ketika sang ayah meninggal di usia 47 tahun.
"Lagi berpikir, kadang kematian ayah saya jadi alat buat saya. Papa saya meninggal waktu itu di usia 47 tahun," imbuh Raffi.
Lantas Raffi khawatir apakah usianya akan tiba di angka 47 tahun atau justru lebih pendek.
"Tapi saya suka mikir, 'Papa saya meninggal di usia 47 tahun, apakah saya sampai usianya (47 tahun)? Apa saya lebih pendek atau mungkin bisa lebih panjang?'," sambungnya.
Maka dari itu, Raffi mulai berpikir keras dan mengontrol aktivitasnya.
Sebab, ia menyadari meski kariernya sukses, satu hal yang tak bisa dibelinya dengan uang adalah waktu.
"Kalau kita kerja-kerja terus, ternyata cuma satu yang gak bisa kita beli, adalah waktu," lanjut Raffi.
Raffi tak menampik selalu sukses mencapai satu target ke target yang lain hingga sadar bahwa semua itu tak pernah selesai.
"Nah akhirnya alat itu yang membuat saya, kayaknya boleh kita kerja ngoyo, tapi saat kita mendapatkan apa yang kita dapatkan, kita senang, tapi setelah itu kan cuma, udah nih?" imbuhnya.
Alhasil, Raffi mulai khawatir dengan waktunya yang tak bisa dinikmati bersama keluarga dan mulai mengontrol kegiatannya sehari-hari.
Ia juga punya target baru untuk menghabiskan waktu lebih banyak bersama keluarga, terutama dengan sang ibu.
"Jadi semua alatnya kita sendiri. Saya dikasih rezeki yang cukup, udah, Alhamdulillah. Saya punya target lain yaitu sama keluarga, sama ibu saya," tukas Raffi.
(*)