Babi-babi ini tidak hanya memiliki kesulitan dalam berjalan tetapi juga dimasukkan ke dalam kandang-kandang besi kecil.
Dalam video yang diunggah, babi-babi itu terlihat memekik ketika mereka saling bertarung memperebutkan makanan.
Babi-babi lain terlihat kesulitan bergerak dengan massa tubuh yang mereka miliki.
Orang-orang yang menyaksikan hal itu menyatakan mereka merasa jijik dengan praktik yang dianggap kejam tersebut.
Memodifikasi babi secara genetis sehingga tampak berotot adalah praktik yang dilakukan untuk memenuhi permintaan daging babi yang meningkat dari berbagai daerah, khususnya China yang merupakan pasar daging babi terbesar di dunia.
Pada tahun 2015, para ilmuwan di Seoul National University di Korea mampu memodifikasi gen myostatin babi secara genetik.
Modifikasi gen myostatin biasanya mengatur produksi jaringan otot, sehingga memungkinkan babi untuk membangun massa otot yang hampir tak terbatas.
Para peneliti berharap babi-babi yang dimodifikasi genetiknya relatif kecil akan disetujui untuk dijual.
Newsweek melaporkan, bahwa babi-babi ini diproduksi menggunakan garis keturunan atau teknik yang sama.
Meski begitu, babi-babi hasil rekayasa genetika ini tidak pernah disetujui untuk dijual sebagai makanan.
Babi rekayasa genetika lainnya yang ada termasuk babi yang tahan terhadap flu babi Afrika yang tidak dapat diobati, yang dikembangkan oleh Profesor Bruce Whitelaw, kepala pengembangan biologi di Universitas Edinburgh.