Laporan Wartawan Grid.ID, Annisa Dienfitri
Grid.ID - Di Kamboja, ternyata banyak ditemukan babi dengan ukuran raksasa atau disebut juga dengan babi mutan.
Sebuah peternakan bernama Duroc Cambodia, yang diyakini berbasis di Banteay Meanchey, sedang pembiakan babi rekayasa genetika (GM) yang terlihat sangat berotot.
Dilansir dari Elitereaders, foto dan video babi raksasa itu diunggah di media sosial dan membuat banyak orang terkejut.
Babi-babi ini terlihat memiliki testis besar yang menonjol di bagian belakang.
Dengan tubuh yang begitu besar dan kekar, babi-babi RG tersebut tidak bisa berjalan dengan baik karena otot-otot yang menggembung.
Para pecinta hewan yang menyaksikan hal tersebut dibuat jijik dan terkejut oleh kengerian dari praktik semacam itu.
Tetapi, perusahaan pemilik peternakan itu tampaknya bangga dengan hasil modifikasi genetika.
Bahkan, telah menawarkan alat pengembangbiakan, termasuk semen dan pena buatan, untuk dijual.
Duroc Cambodia juga memposting iklan yang menjual kit inseminasi buatan yang dijual dengan harga sekitar $ 6 (Rp85.000).
Laporan mengatakan bahwa peternakan telah memposting pembaharuan dari babi 'berotot ganda' sejak Desember.
Babi-babi ini tidak hanya memiliki kesulitan dalam berjalan tetapi juga dimasukkan ke dalam kandang-kandang besi kecil.
Dalam video yang diunggah, babi-babi itu terlihat memekik ketika mereka saling bertarung memperebutkan makanan.
Babi-babi lain terlihat kesulitan bergerak dengan massa tubuh yang mereka miliki.
Orang-orang yang menyaksikan hal itu menyatakan mereka merasa jijik dengan praktik yang dianggap kejam tersebut.
Memodifikasi babi secara genetis sehingga tampak berotot adalah praktik yang dilakukan untuk memenuhi permintaan daging babi yang meningkat dari berbagai daerah, khususnya China yang merupakan pasar daging babi terbesar di dunia.
Pada tahun 2015, para ilmuwan di Seoul National University di Korea mampu memodifikasi gen myostatin babi secara genetik.
Modifikasi gen myostatin biasanya mengatur produksi jaringan otot, sehingga memungkinkan babi untuk membangun massa otot yang hampir tak terbatas.
Para peneliti berharap babi-babi yang dimodifikasi genetiknya relatif kecil akan disetujui untuk dijual.
Newsweek melaporkan, bahwa babi-babi ini diproduksi menggunakan garis keturunan atau teknik yang sama.
Meski begitu, babi-babi hasil rekayasa genetika ini tidak pernah disetujui untuk dijual sebagai makanan.
Babi rekayasa genetika lainnya yang ada termasuk babi yang tahan terhadap flu babi Afrika yang tidak dapat diobati, yang dikembangkan oleh Profesor Bruce Whitelaw, kepala pengembangan biologi di Universitas Edinburgh.
Babi itu melalui teknik penyuntingan gen dan Enviropig (mengurangi jumlah fosfor yang berbahaya bagi lingkungan dalam kotoran babi) yang dikembangkan oleh para ilmuwan Universitas Guelph.
Namun tak satupun dari spesies ini telah disetujui untuk konsumsi manusia.
Sampai saat ini, satu-satunya hewan rekayasa genetika yang telah disetujui adalah salmon AquAdvantage, diproduksi oleh AquaBounty.
Rekayasa genetika tersebut ditujukan agar salmon tumbuh lebih cepat daripada varietas salmon tradisional.
(*)