Anda tidak bisa memaksa atau mengontrol dunia sesuai dengan yang Anda mau. Inilah namanya hidup dan realita kehidupan." beber Aming lagi.
Masih belum berhenti sampai di situ, Aming juga menulis panjang lebar di kolom keterangan.
Yakni terkait framing dari media tentang dirinya.
"Tanpa bermaksud menyerang, memang kadang ya framing oknum media dan wartawan itu bukan maen dah Anda.
Cari rezeki buat perut Anda dan keluarga segitunyah, hiyy," tulis Aming.
Bahkan Aming juga menyindir kelakuan netizen yang kerap berkomentar di ruang publik yang malah menyakiti.
"Agama saya mengajarkan, sebelum ilmu, adab dulu loh (koreksi saya kalau sok tahu). Komentar jahat Anda di ruang publik itu menjatuhkan dan bikin sakit hati kadang (buat yang lain) cuy," imbuh Aming.
"Kalau paham agama, mengomentari orang yang Anda anggap bertentangan dengan prinsip-prinsi Anda di ruang publik dengan komentar jahat dan memkasa, juga merupakan dosa jariah Bambang (emoticon tertawa). Kalau mau tercerahkan atau tetap jahilliyah, terserah Andah." tulis Aming.
Terakhir, Aming meminta netizen untuk tidak lagi menasihatinya. Bila pun ia bersalah, biarkan saja Tuhan yang memberikan penghakiman.
"Saya bukan bocah ingusan lagi, j****t saya pun mulai memutih. Jadi biarlah seadil-adilnya penghakiman, serahkan saja ama Tuhan. Dan biarlah apa-apa yang jadi urusan saya, jadi urusan saya dengan-Nya," pungkas Aming.
(*)