Laporan Wartawan Grid.ID, Annisa Dienfitri
Grid.ID - Bukan dirawat, orang lanjut usia (lansia) di Jepang justru malah dibuang sampai menemui ajalnya.
Praktik kuno membuang lansia itu dikenal dengan istilah ubasute.
Ubasute berasal dari cerita rakyat Jepang, di mana kerabat yang sakit atau lanjut usia dibuang di tempat terpencil sampai mati.
Meskipun ubasute dibuktikan dalam sejumlah legenda Jepang, tidak jelas apakah itu benar-benar praktik yang umum di masa lalu.
Namun, muncul bukti bahwa ubasute sedang 'dihidupkan kembali' di Jepang modern, meski dalam bentuk yang berbeda.
Ubasute secara harfiah berarti 'meninggalkan seorang wanita tua'.
Salah satu tempat yang diyakini sebagai situs populer untuk masa lalu di masa lalu adalah hutan lebat di kaki barat laut Gunung Fuji, yang dikenal sebagai Aokigahara.
Meskipun kisah-kisah ini tampaknya tentang pengabaian orang tua, sebenarnya dimaksudkan untuk mengilhami kesalehan anak agar tak meninggalkan orang tua mereka.
Salah satu kisah ubasute paling terkenal, misalnya, dikenal sebagai Ubasuteyama, yang berarti Gunung Ubasute.
Dalam cerita rakyat ini, seorang ibu lanjut usia dibawa oleh putranya ke atas gunung untuk ditinggalkan.
Meskipun sang ibu sadar akan apa yang dilakukan putranya, ia tetap merawatnya dan menebarkan ranting-ranting yang patah di tanah agar anaknya dapat menemukan jalan menuruni gunung.
Praktik ubasute sebagian besar terbatas pada bidang cerita rakyat.
Karena tidak ada cukup bukti yang menunjukkan bahwa itu dipraktikkan di masa lalu.
Namun demikian, kisah-kisah ini telah mengilhami aksi-aksi ubasute modern.
Terdapat laporan bahwa praktik kuno ini sedang 'dihidupkan kembali'.
Melansir nzherald, pada Maret 2011, seorang pria berusia 63 tahun dari timur laut Jepang membawa saudara perempuannya yang cacat ke pegunungan Prefektur Chiba, timur Tokyo.
Setelah sampai di pegunungan itu, sudah diduga bahwa pria itu meninggalkan saudara perempuannya di sana.
Pria bernama Katsuo Kurokawa itu meninggalkan adiknya, Sachiko, dengan beberapa makanan sebelum pergi.
Baca Juga: Masyarakat Jepang Kuno Punya Tradisi Membuang Orangtua ke Gunung dan Membiarkannya Mati
Kurokawa mengatakan saudara perempuannya menjadi 'merepotkan' setelah rumah mereka hancur dalam gempa bumi Maret 2011 yang melanda wilayah Tohoku.
Kurokawa beralasan dia tidak bisa lagi merawat sang adik.
Sachiko diperkirakan telah tenggelam di Sungai Obitsu segera setelah itu.
Kakaknya mengakui tindakannya setelah ditangkap tiga tahun kemudian.
Saat itu Kurokawa membobol kotak sumbangan di sebuah kuil di Chiba.
"Ini sangat menyedihkan. Mengapa pihak berwenang tidak turun tangan untuk membantu lebih awal?," komentar seseorang bernama Maria di situs Japan Today.
"Atau apakah dia tidak dapat menemukan informasi atau mendapatkan bantuan yang dia butuhkan? Kondisi mentalnya sendiri pasti sangat rapuh," lanjutnya.
Namun ada yang mengatakan setidaknya itu bukan kasus pengasuh yang membunuh orang yang seharusnya mereka jaga.
Namun demikian laporannya telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir.
"Setidaknya dia tidak membunuhnya, seperti yang dilakukan banyak orang lain," kata seorang komentator.
"Dia baru saja membawanya ke suatu tempat dan membuangnya, seperti anak anjing yang tidak kamu inginkan," ujarnya lagi.
(*)