Melihat Muhtar telah tewas, warga kemudian melaporkan kasus tersebut ke polsek setempat. Muhtar kemudian dibawa ke RSHS Bandung oleh pihak polisi.
Pihak kepolisian menduga bahwa Muhtar bunuh diri lantaran mengalami depresi.
Setelah menelusuri kamar Muhtar, polisi menemukan beberapa bukti yang merujuk dugaan para polisi.
Dikutip dari laman TribunJabar.com, Kamis (5/9/2019), polisi menemukan pesan terakhir Muhtar yang ditulis pada aplikasi catatan di laptop miliknya, yang ditemukan masih menyala.
Polisi juga menemukan obat untuk depresi di kamar Muhtar.
Obat tersebut diperkirakan didapat Muhtar sekitar satu bulan ke belakang.
Pihak kampus pun sangat menyayangkan kejadian tersebut, lantaran Muhtar merupakan mahasiswa berprestasi. Bahkan Muhtar mendapat beasiswa untuk studi di Turki.
Meski berprestasi, tapi kondisi mental Muhtar tidak baik-baik saja.
Kesehatan jiwa di kalangan akademisi hingga kini belum mendapatkan perhatian atau menjadi prioritas.
Padahal mahasiswa calon penerus pemimpin bangsa dan menjadi prasyarat World Class University.
Dikutip Grid.ID Melalui Kompas.com, Sabtu (14/5/2022), Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia Teddy Hidayat mengatakan, peristiwa tiga mahasiswa bunuh diri di sebuah perguruan tinggi dalam waktu tiga bulan menjadi bukti tingginya angka bunuh diri di kalangan mahasiswa.