Akan tetapi, Kiki dan suami tak mau berlarut-larut.
Akhirnya ia berusaha bangkit dengan memikirkan berbagai cara dan pengobatan agar kembali sembuh.
Langkah utama yang diambil Kiki adalah melakukan kemoterapi di Singapura.
Meskipun awalnya ia menolak, tapi tidak ada pilihan lain.
“Aku nggak mau kemoterapi, mungkin ada alternatif lain.”
“Tapi, ya nggak ada pilihan lain,” kata Kiki.
Usai menjalani kemoterapi, Kiki Fatmala justru dibuat takjub akan mukjizat yang dirasakannya.
Ternyata, ketakutan akan efek samping kemoterapi seperti rambut rontok, mual, hingga kuku yang rusak, tidak ada yang dialaminya salam sekali.
“Waktu kemoterapi pertama, rambut aku nggak rontok sm sekali. Akhirnya dokter juga bilang waktu mau pulang, ‘nanti setelah kemoterapi kamu pasti muntah, nih obat mutah. Mulut kamu sariawan semua, makan, nelen sakit. Nanti kuku kamu kayak retak patah’.”
“Nanti kamu diare, panas, dingin. Banyaklah obat, biasanya terjadi setelah setelah kemoterapi. Obat itu kita tebus lumayan mahal, 1 tas gede,” jelas Kiki.
Sampai akhirnya, Kiki mengaku tak satu pun mengonsumsi obat-obatan tersebut.