Laporan Wartawan Grid.ID, Annisa Marifah
Grid.ID — Memiliki cucu menggemaskan memang menjadi harapan orang tua saat melihat anak mereka menikah.
Namun, sayangnya sepasang suami istri ini tak kunjung mendapat cucu.
Dilansir Grid.ID dari CNN.com pada Rabu (18/5/2022), pasutri asal India yang kesal tak mendapat cucu ini menggugat putra dan menantu perempuan mereka.
Enam tahun pernikahan, anak mereka ini tak kunjung memiliki keturunan.
Pasutri bernama Sadhana dan Sanjeev Prasad, yang tinggal di Haridwar, Uttarakhand Utara, mengajukan petisi untuk meminta ganti rugi.
Tak tangung-tanggung keduanya meminta uang sebesar 50 juta rupee India atau Rp 9,4 miliar dari putra mereka dan istrinya.
Dalam petisi, pasangan itu mengklaim bahwa mereka menghabiskan sekitar 20 juta rupee India atau Rp 3,7 miliar untuk membesarkan putra mereka yang merupakan anak tunggal.
"Mereka membesarkannya, mendidiknya, membuatnya mampu, menjadikannya pilot dengan biaya yang mahal," kata kuasa hukum pasangan itu, Arvind Srivastava.
"Mereka melihat orang-orang di lingkungan mereka bermain dengan cucu-cucu mereka dan merasa mereka juga harus memiliki cucu," lanjutnya.
"Mereka mengatakan bahwa mereka tidak menikahkan (putra dan menantu perempuan mereka) agar mereka dapat hidup sendiri," sambungnya.
"Jadi mereka mengatakan bahwa di tahun depan, beri kami cucu atau beri kami kompensasi," lanjutnya.
Srivastava mengatakan bahwa seiring bertambahnya usia pasangan, tidak ada yang merawat mereka.
Ia juga mengingatkan anak dan menantu kliennya bahwa mereka juga akan menjadi kakek-nenek suatu hari nanti.
Menurut petisi, keluarga Prasad juga membelikan mobil untuk putra dan menantu mereka serta membayar untuk bulan madu keduanya.
Gugatan itu tak hanya menargetkan putra dan menantu perempuan, tetapi juga mencantumkan keluhan terhadap keluarga besan.
Meskipun gugatan semacam ini jarang terjadi, topik kewajiban keluarga telah lama menjadi kontroversi di India.
Menjalankan garis keluarga dan merawat orang tua dan mertua yang lanjut usia sering dianggap sebagai kewajiban berbakti.
Kadang-kadang hal ini juga menjadi kewajiban hukum bagi anak.
Orang tua dapat mengklaim tunjangan bulanan dari anak-anak dewasa mereka di bawah undang-undang federal.
Hal ini dianggap sebagai upaya melindungi orangtua dan warga lanjut usia yang mungkin tidak dapat mengurus diri mereka sendiri.
(*)