Grid.ID - Rumah yang berada di lokasi yang akan dibuat pembangunan fasilitas umum biasanya akan menghadapi penggusuran.
Pemilik rumah juga akan mendapatkan kompensasi sebagai ganti rugi lahan.
Namun tak sedikit pula pemilik rumah yang mempertahankan tempat tinggalnya.
Alhasil ada rumah-rumah ini berada di lokasi yang tidak biasa.
Tentu penting memilih rumah yang lokasinya strategis.
Sebab, bisa mempengaruhi harga rumah dan nilai investasinya di masa mendatang.
Selain itu, juga dapat memberikan akses yang mudah untuk bepergian kemanapun.
Terutama bagi yang memiliki mobilitas tinggi, maka dalam memilih rumah harus menyesuaikan dengan lokasi yang rutin dituju misalnya, kantor, sekolah, pusat perbelanjaan dan masih banyak lagi.
Sehingga, kamu bisa menyeimbangkan efektif dan efisiensi dalam kegiatan sehari-hari.
Percayalah, aktivitas kehidupan sangat dipengaruhi oleh lokasi rumah.
Berbeda dari rumah-rumah pada umumnya, dua rumah ini berdiri di lokasi tak biasa.
Ada yang pemiliknya tak mau meninggalkan tanah leluhurnya, dan ada yang merasa pemerintah tidak memberi kompensasi sepadan.
Rumah-rumah itu sampai sekarang masih berdiri, bahkan ada yang sampai menarik atensi dunia.
Berikut adalah rangkuman singkat rumah unik tersebut.
Rumah di tengah jalan layang
Rumah di Guangzhou, China, ini menjadi viral lantaran diapit jalan layang atau flyover.
Pemilik rumah enggan menjualnya ke pemerintah selama 10 tahun.
Dalam bahasa Mandarin bangunan itu disebut "rumah paku" atau "dingzihu", yang artinya pemilik rumah menolak kompensasi dari developer atas pembongkarannya.
Rumah milik Nyonya Liang tersebut diapit dua jalur jalan layang Haizhuyong Bridge, yang baru dibuka di kota metropolitan Guangzhou, Provinsi Guangdong.
Rumah satu lantai itu seluas 40 meter persegi dan terletak tepat di tengah jalan layang yang terdiri dari empat lajur, demikian laporan stasiun tv Guangdong yang dikutip Daily Mail.
Nyonya Liang mengatakan, dia tidak mau pindah karena rumah pengganti yang ditawarkan pemerintah lokasinya tidak ideal.
Ia bahkan merasa santai saja dengan konsekuensi yang dihadapinya kini dan tidak ambil pusing dengan anggapan orang lain.
Nyonya Liang adalah satu-satunya orang yang masih tinggal di sana.
Dulu, total ada 47 rumah tangga dan 7 perusahaan di area itu.
Semuanya sudah pindah pada September 2019 kecuali rumah Nyonya Liang, kata para pihak berwenang.
Rumah di tengah bandara
Di tengah Bandara Narita Jepang, ada sebuah rumah yang masih berdiri tegak.
Rumah itu adalah satu-satunya yang tersisa dari 30 keluarga di daerah tersebut.
Pemiliknya adalah keluarga Takao Shito, yang sudah bertani sayuran di ladang yang sama selama lebih dari 100 tahun.
Kakeknya petani, ayahnya juga, dan kini dia turut meneruskan pekerjaan sebagai petani.
Dilansir dari Oddity Central, Shito berjuang mempertahankan tanahnya selama lebih dari 20 tahun, bahkan menolak tawaran lebih dari 1,7 juta dollar AS (Rp 25 miliar) untuk tanahnya.
“Ini adalah tanah yang digarap oleh tiga generasi selama hampir satu abad, oleh kakek saya, ayah saya, dan saya sendiri. Saya ingin terus tinggal di sini dan bertani,” kata Shito kepada AFP, beberapa tahun lalu.
Pesawat terbang di atas kediamannya selama 24 jam sehari dan satu-satunya cara untuk keluar dari sana adalah lewat terowongan bawah tanah.
Kedua landasan pacu bandara itu seharusnya melewati tanah Takao Shito.
Namun, karena Shito bersikeras tidak menjual tanahnya, landasan pacu didesain sedemikian rupa.
Perjuangannya telah menjadi simbol hak-hak sipil.
Ratusan sukarelawan dan aktivis bersatu mendukungnya selama bertahun-tahun.
Artikel ini telah tayang di iDEA Online dengan judul Ada-ada Saja, Ternyata di Jepang Ada Rumah yang Berlokasi Tepat di Tengah Bandara, Pemiliknya Tolak Uang Sebesar Rp 25 Miliar
(*)