Pada tanggal 12 Maret, sang suami minta disiapkan makanan. Akan tetapi, saat tak sengaja pakaian Eka menyentuh nasi yang disajikan, sang suami langsung marah dan berkata nasi tersebut tak bisa dimakan. Eka pun tertunduk menangis dan minta pulang karena merasa letih.
Bukannya melarang, sang suami justru langsung menyuruh istrinya pulang.
"Dan dia menjawab, "sana pulang!" kenang Eka.
Namun, karena ditahan oleh mertuanya, Eka lantas tinggal sementara di rumah sang mertua. Keesokan harinya, Eka justru kembali diusir oleh sang suami.
"Keesokan harinya, sekitar pukul 3 dini hari, yakni hari Minggu. saat itu aku baru selesai tahajud dan dia terbangun. Dia bilang padaku, "katanya mau pulang, mana? Masih aja ada disini. Ayo sana pulang". Seketika itu juga aku menangis kembali. Yaa rabb, kenapa aku bisa menikah dengan pria seperti ini...," kenangnya.
Eka dan suami lantas kembali ke rumah dan setibanya di rumah, ia lantas menanak beras.
"Kamu udah cuci dulu pancinya?" tanya suami Eka.
Eka mengatakan telah mencuci bersih panci tempat menanak nasi, tapi sang suami marah saat melihat kondisi panci yang masih basah sudah dimasukkan beras.
"Buang berasnya, kalau masak nasi tunggu pancinya kering. jangan kering dilap pakai tisu, harus kering sendiri," ucap sang suami.
Setelah kejadian beras, ada peristiwa lain yang membuat Eka kena marah suami lantaran meletakkan bantal di paha sebab sedang kram perut karena PMS.