Grid.ID – Sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) memiliki peran strategis dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Untuk itu, seluruh elemen masyarakat, mulai dari swasta, perbankan, hingga pemerintah perlu bersinergi untuk meningkatkan daya saing UMKM Indonesia agar dapat melebarkan sayap ke pasar global.
Salah satu fokus pemerintah dalam menciptakan UMKM yang berdaya saing adalah membentuk ekosistem digital. Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga memproyeksikan sebanyak 30 juta UMKM untuk onboarding ke ekosistem digital di tahun 2030.
Hal tersebut ia sampaikan dalam webinar Tribun Series bertajuk “Dengan Bangga Buatan Indonesia, UMKM Bangka Belitung dan Ekonomi Indonesia Bangkit” yang diselenggarakan Tribunnews bersama Kementerian Perdagangan (Kemendag), Rabu (18/5/2022).
Sebagai informasi, Provinsi Bangka Belitung menjadi tuan rumah peluncuran Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) 2022. Webinar tersebut digelar dalam rangka menyambut peluncuran yang diselenggarakan di Pantai Tanjung Kelayang pada 20-22 Mei 2022.
"Oleh karena itu, saya pikir kegiatan yang kita lakukan ini juga menjadi momen dukungan terhadap Gernas BBI," ujar Jerry.
Seperti diketahui, Gernas BBI 2022 berfokus pada peningkatan UMKM, industri kecil menengah (IKM), dan artisan ke ekosistem digital, peningkatan transaksi penjualan, serta pendampingan dalam memulai usaha dan mengembangkan jiwa kewirausahaan.
Dalam mencapai fokus Gernas BBI 2022, pemerintah pun mendorong para pelaku UMKM untuk terus berinovasi serta mengajak masyarakat Indonesia untuk membeli produk dalam negeri.
“Sesuai dengan namanya, ‘Bangga Buatan Indonesia’, kita tidak hanya bangga, tetapi juga harus menggunakan dan konsumsi. Apapun yang bisa kita lakukan untuk mendukung, seperti jam tangan yang saya pakai ini (adalah) produk UMKM siap ekspor dari Jawa Barat,” jelas Jerry.
Pada kesempatan yang sama, Deputi Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf) Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi (Kemenko Marves) Odo RM Manuhutu menjelaskan bahwa terdapat tiga kunci utama dari Gernas BBI.
Pertama, meningkatkan kesadaran masyarakat pemerintah, badahn usaha milik negara (BUMN), serta perusahaan swasta bahwa kita harus mengutamakan produk dalam negeri. Kedua, membeli produksi hasil anak bangsa. Ketiga, mempromosikan produk UMKM lokal.
Baca Juga: Menteri BUMN Erick Thohir Menyukai Jamu Kekinian Buatan Lokal
Dirinya menjelaskan bahwa Kemenko Marvest juga turut berupaya dalam menyukseskan peluncuran Gernas BBI 2022 yang diselenggarakan di Bangka Belitung. Salah satunya dengan menghadirkan aplikasi virtual expo. Sebanyak 25 produk lokal Bangka Belitung masuk dalam aplikasi tersebut.
“Nantinya (UMKM) dari setiap daerah juga akan ada (dalam aplikasi tersebut). Rencananya, pada akhir tahun, hasil kurasi dari berbagai daerah, termasuk Bangka Belitung, akan kami kumpulkan untuk dipamerkan saat G20 di Bali dan disampaikan ke seluruh perwakilan Indonesia, termasuk dari Kemendag dan Bank Indonesia (BI),” jelasnya.
Bangkitkan UMKM Belitung
Pada tahun ini, Gernas BBI tahun juga diselenggarakan selaras dengan Gerakan Nasional Bangga Berwisata di Indonesia Aja (Gernas BWI). Sebagai tuan rumah, Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung antusias dan menyambut baik kegiatan tersebut.
Hadir dalam webinar tersebut, Wakil Bupati Belitung Isyak Meirobie mengatakan bahwa Gernas BBI dapat menjadi pintu gerbang kebangkitan UMKM dan ekonomi kreatif di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Ia mengatakan, selama kurang lebih 2,5 tahun pandemi Covid-19 banyak pelaku UMKM yang terpuruk penjualannya.
“Maka dari itu, melalui momentum ini kami berkolaborasi untuk menyukseskannya sehingga UMKM yang terpuruk sekarang bisa diperbaiki kualitasnya, standardisasinya, dan segala macam," papar Isyak.
Baca Juga: Pandemi Covid-19 Hampir Berjalan 2 Tahun, Begini Nasib UMKM di Indonesia Saat Ini
Ia pun berharap, momen peluncuran Gernas BBI dan BWI 2022 dapat membuat UMKM lokal Bangka Belitung dikenal dan dibanggakan oleh masyarakat di seluruh Indonesia, bahkan dinikmati oleh masyarakat dunia.
Isyak menjelaskan, Belitung memiliki berbagai produk unggulan yang semuanya berbasis pada kearifan lokal dan sedang dikurasi untuk dapat memenuhi standar internasional. Selain itu, yang produk yang diunggulkan juga yang ramah lingkungan.
Contoh produk-produk tersebut, antara lain topi dan batik yang menggunakan teknik ecoprint, serta produk sabun, losion, dan parfum yang berbahan dasar lada.
"Saya ambil contoh produk dari Belitung. Ada produk seperti sabun-sabun, losion, dan parfum yang terbuat dari lada. Kemasannya bagus dan sudah ditampilkan di hotel agar wisatawan bisa menikmati sensasi sabun berbasis lada," tutup Isyak.
Sebagai informasi, webinar tersebut juga turut dihadiri Kepala Departemen Pengembangan UMKM dan Perlindungan Konsumen BI Yunita Resmi Sari, diaspora Indonesia di Korea Selatan, Hartono Susanto, pemilik UMKM Tenun Cual, Destiani Nina Sarjulianto, serta pemilik UMKM Billiton Purun Eco, Hartati.