"By the way aku harus survive dimana aku harus berganti-ganti ekspresi yang bener-bener itu, wow menantang sekali," terangnya.
Selain fokus pada skrip dan dialog, Mahalini tak segan meminta saran pada sang sutradara terkait karakter Gendis.
"Aku lebih mendalami ngebaca skrip lagi, baca dialog lagi."
"Trus aku lebih suka nanya-nanya ke pak Herwin kayak, 'Ini tuh si Gendis maunya gimana, marahnya sebagai cewek yang apa'," tuturnya.
Pasalnya sebagai seorang wanita, pelantun 'Sisa Rasa' ini juga mengakui bahwa kaum hawa punya banyak cara untuk melampiaskan emosinya.
"Karena kan aku juga cewek, kita kan tahu kalo cewek marahnya gimana, lebih ke realistis cewek tuh seperti apa sih," kata Mahalini.
'Kopi Pahit' merupakan film kedua Mahalini setelah 'Kapan Pindah Rumah' yang sama-sama diproduksi KlikFilm Productions.
Meski baru membintangi dua judul film, wanita berdarah Bali ini sudah merasakan perbedaan drastis antara bermain peran dan bernyanyi.
"Kalo di musik lebih ke feel, kalo aku bikin lagu gimana aku lebih masukin lirik-liriknya, cerita."
"Kalau di film, gimana caranya aku bener-bener main peran dan main peran pun aku pasti menjadi orang lain," ujar Mahalini.
Saat ini, film 'Kopi Pahit' sudah bisa disaksikan di aplikasi menonton berbayar KlikFilm.
(*)