"Setelah 33 jam lamanya, janin itu berhasil dilahirkan, tidak ada suara tangisan bayi, ia lahir dalam sunyi," tutur Eugene.
Setelah melalui proses kelahiran yang menguras tenaga, mental, dan emosi, bayi yang lahir dalam keadaan meninggal itu segera dibawa ke laboratorium untuk diawetkan.
Kasus langka ini membuat para petugas kesehatan heboh dan para profesor meminta kesempatan untuk melakukan pemeriksaan scan secara rinci.
Mereka juga akan mengekspos kasus kesehatan ini pada mahasiswa kedokteran sebanyak mungkin untuk dipelajari.
"Ini berarti, istriku harus menjalani proses melahirkan secara normal yang menyakitkan, seperti ibu pada umumnya, namun bayi kami akan lahir dalam kondisi sudah meninggal."
"Dia telah mengalami sakit secara emosional, namun kini ia juga harus menjalani sakit secara fisik sehingga janin anak kami bisa utuh demi kepentingan penelitian medis."
"Ketika aku mengungkap apa yang kupikirkan, istriku menjawab dengan tenang, 'Jika anakku harus meninggal, maka kepergiannya tidak boleh sia-sia'," tuturnya.
Melansir Kompas.com, 1 dari 100 bayi yang lahir dengan Sindrom Edwards hanya memiliki satu bagian dari ekstra kromosom 18 dari seluruh sel.
Kondisi ini bernama sindrom Edwards parsial atau trisomi 18 parsial.
Lokasi sel yang terpengaruh dari kromosom 18 akan menjadi penentu kondisi bayi.