Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Mantan Juru Bicara (Jubir) pemerintah untuk penanganan Covid-19, Achmad Yurianto meninggal dunia pada Sabtu (21/5/2022).
Sebelum mengembuskan napas terakhirnya, Achmad Yurianto sempat menjalani perawatan di rumah sakit karena menderita kanker usus.
Mengutip Kompas.com, Achmad Yurianto dikenal sebagai sosok yang tegas dan selalu peduli dengan orang lain.
Hal itu diungkapkan langsung oleh kakak kandung almarhum, Sri Suarti.
"Dia (almarhum) enggak pernah memikirkan diri sendiri. Selalu peduli dengan orang lain," ujarnya kepada TribunJatim.com, Minggu (22/5/2022).
"Almarhum itu punya kepribadian yang tegas, kalau sudah A ya A. Karena kepribadiannya itu, almarhum menjadi panutan saudara-saudaranya," lanjutnya.
Sri Suarti menerangkan bahwa selain kanker usus, Yurianto juga sempat juga sempat mengalami stroke.
Kondisi Yurianto sempat membaik, namun sebelum hari raya Idul Fitri 2022, kondisi kesehatan Yurianto kembali memburuk.
Hal itu membuatnya harus menjalani perawatan di RSPAD Gatot Soebroto Jakarta Pusat selama dua minggu.
Menurut adik kandung Yurianto, Eddy Suhartono, kakaknya tidak pernah mengeluh sama sekali dengan penyakit kanker ususnya tersebut.
"Kalau kanker ususnya itu sudah lama, dan parahnya baru terasa mulai April 2022 itu. Dan kakak saya itu (almarhum) tidak pernah mengeluh dan tidak pernah merasakan penyakitnya tersebut," ujar Eddy.
Berbicara mengenai kanker usus, ini adalah jenis kanker yang dimulai di usus besar (usus besar).
Dilansir Grid.ID dari Mayo Clinic, Rabu (25/5/2022), kanker usus besar biasanya menyerang orang dewasa yang lebih tua, meskipun dapat terjadi pada usia berapa pun.
Biasanya dimulai sebagai gumpalan kecil sel non-kanker (jinak) yang disebut polip dan terbentuk di bagian dalam usus besar.
Seiring waktu, beberapa polip ini bisa menjadi kanker usus besar.
Kanker usus besar kadang-kadang disebut kanker kolorektal.
Ini merupakan istilah yang menggabungkan kanker usus besar dan kanker dubur, yang dimulai di rektum.
Gejala kanker usus:
Perubahan terus-menerus dalam kebiasaan buang air besar, termasuk diare atau sembelit atau perubahan konsistensi tinja.
Pendarahan dubur atau darah di tinja.
Ketidaknyamanan perut yang terus-menerus, seperti kram, gas atau nyeri.
Perasaan bahwa usus tidak kosong sepenuhnya.
Kelelahan.
Penurunan berat badan tanpa sebab.
Mengenai penyebab, sebenarnya ahli kesehatan tidak yakin apa yang menyebabkan sebagian besar kanker usus besar.
Namun, ada faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko kanker usus besar, yaitu:
- Usia yang lebih tua
Kanker usus besar dapat didiagnosis pada usia berapa pun, tetapi sebagian besar orang dengan kanker usus besar berusia di atas 50 tahun.
- Ras Afrika-Amerika
Orang Afrika-Amerika memiliki risiko lebih besar terkena kanker usus besar daripada orang-orang dari ras lain.
- Riwayat kanker kolorektal atau polip
Jika pernah menderita kanker usus besar atau polip usus non-kanker, maka memiliki risiko lebih besar terkena kanker usus besar.
- Kondisi usus inflamasi
Penyakit radang kronis pada usus besar, seperti kolitis ulserativa dan penyakit Crohn, dapat meningkatkan risiko kanker usus besar.
- Sindrom bawaan
Beberapa mutasi gen yang diturunkan dari generasi ke generasi dalam keluarga dapat meningkatkan risiko kanker usus besar secara signifikan.
- Riwayat keluarga
Jika lebih dari satu anggota keluarga menderita kanker usus besar atau kanker rektum, risiko juga semakin besar.
- Diet rendah serat, tinggi lemak
Beberapa penelitian telah menemukan peningkatan risiko kanker usus besar pada orang yang makan makanan tinggi daging merah dan daging olahan.
- Gaya hidup yang tidak banyak bergerak
Orang yang tidak aktif lebih mungkin mengembangkan kanker usus besar.
Melakukan aktivitas fisik secara teratur dapat mengurangi risiko kanker usus besar.
- Diabetes
Orang dengan diabetes atau resistensi insulin memiliki peningkatan risiko kanker usus besar.
- Kegemukan
Orang yang mengalami obesitas memiliki peningkatan risiko kanker usus besar.
- Merokok
Orang yang merokok mungkin memiliki peningkatan risiko kanker usus besar.
- Alkohol
Penggunaan alkohol secara berlebihan meningkatkan risiko kanker usus besar.
- Terapi radiasi untuk kanker
Terapi radiasi yang diarahkan ke perut untuk mengobati kanker sebelumnya meningkatkan risiko kanker usus besar.
(*)