"Posisi aku tuh dia anakku yang aku cintai, di dunia dia sudah melihat aku, kemudian aku ngomong kayak gitu, gak bisa perasaan ini."
"Saya tahu lebih baik jujur, tapi saya gak bisa," tukas Depe.
Walau begitu, Depe tak akan menghalang-halangi jika kelak Gegep mencari tahu asal-usulnya.
"Pasti ya, dia kan anak pintar. Aku mencoba untuk lebih menerima apapun yang terjadi ke depan aku siap untuk menerima."
"Tapi aku selalu bilang sama Tuhan, 'Tuhan, aku gak bisa ngomong jujur sama anakku'," kata Depe lagi.
Bagi Depe, meski Gegep bukan darah dagingnya, remaja 13 tahun itu tetap anaknya yang dititipkan Tuhan untuknya.
"Dia bagaimana pun anakku. Aku yang membesarkan dia, aku mendidik dia dari kecil. Kami sama-sama berjuang."
"Jadi kalo disuruh ngomong bahwa dia bukan anakku tuh gak mungkin."
"Dia anakku. Dititipin sama Allah untuk aku," lanjut Depe yang masih terisak.
(*)