Grid.ID – Sosok Putri Diana pernah menjadi anggota kerajaan Inggris yang paling dicintai.
Sayangnya, nasib Putri Diana justru berujung tragis setelah tewas dalam kecelakaan mobil.
Namun banyak yang meyakini bila kecelakaan yang mengakibatkan kematian Putri Diana telah direncanakan.
Bahkan ada saksi mata yang mengaku melihat mobil aneh di TKP kecelakaan ibu Pangeran William dan Harry itu.
Pada 31 Agustus 1997, Putri Diana tewas setelah mengalami kecelakaan mobil di Paris, Prancis.
Dilaporkan bila sebelum kecelakaan terjadi, sempat terjadi kejar-kejaran antara mobil Diana dengan paparazzi.
Hal tersebut diduga menjadi penyebab kuat mobil mengalami kecelakaan hingga menewaskan Putri Diana dan suaminya, Doddy Alfayed.
Namun saksi mata ini mengungkapkan hal mengejutkan dengan menyebut kematian Putri Diana bukanlah kecelakaan biasa.
Dilansir dari dailymail.co.uk, informasi ini disampaikan oleh pasangan Robin dan Jack Firestone.
Keduanya merupakan salah satu saksi mata yang menyaksikan tragedi di terowongan Pont de 'l'Alma, Paris, pada 31 Agustus 1997 silam.
Robin dan Jack Firestone mengklaim mereka masih hidup dalam ketakutan untuk kehidupan mereka setelah melaporkan melihat dua mobil gelap dan misterius di tempat kejadian.
Kekasih Putri Diana, Dodi Fayed (42) dan sopir mereka Henri Paul (41), tewas ditempat.
Sementara Putri Diana (36) meninggal di rumah sakit.
Robin mengatakan kepada Express bahwa mereka sedang dalam perjalanan ke hotel mereka.
Lalu mereka berkendara ke terowongan hanya beberapa menit setelah tabrakan.
Mereka mengatakan mereka melihat dua mobil 'formal' dan 'parkir’ di depan mobil Mercedes S280.
Tetapi baru keesokan paginya mereka menyadari wanita di dalam Mercedes itu adalah Putri Diana.
Mendengar kabar kematian Sang Putri, Robin ingin melaporkan soal mobil-mobil misterius yang mereka lihat.
Robin berkata, "Kami mendatanginya dan saya berkata,'Dengarkan kami berada di terowongan tadi malam dan kami perlu berbicara dengan polisi karena ada hal-hal yang kami lihat.'
Namun pihak polisi tanpa ragu mengatakan bahwa mereka memiliki cukup saksi. Dan mengatakan jangan khawatir tentang itu.”
Robin mengaku tercengang dengan jawaban polisi.
“Bagaimana mungkin ketika salah satu wanita paling terkenal di dunia terbunuh dan mereka tidak mau berbicara dengan saksi mata.”
Meskipun menjadi saksi mata, mereka mengklaim bahwa mereka berhenti memberikan bukti oleh otoritas Prancis dan kemudian Inggris karena kesaksian mereka sangat kontroversial.
Mereka bahkan tidak dipanggil untuk pemeriksaan pertama yang berlangsung di London beberapa tahun kemudian.
Pada September 1999, Hakim Prancis Herve Stephan mengeluarkan tuduhan pembunuhan terhadap sembilan fotografer dan pengendara sepeda motor pers.
Hakim juga mengatakan bahwa narkoba dan alkohol yang dikonsumsi oleh pengemudi Henri Paul, serta kecepatan yang berlebihan, menjadi penyebab kematian Sang Putri.
Lalu beberapa bulan kemudian, ayah Dodi Mohamed Fayed menghubungi Firestones.
Sebab dia yakin bahwa putranya dan Putri Diana dibunuh.
Pasangan itu bertemu dengan tim hukum Fayed di New York, yang kemudian menyampaikan pernyataan mereka kepada Lord Justice Scott Baker, yang memimpin pemeriksaan.
Namun, Robin mengklaim bahwa baik Inggris maupun Prancis tidak mau mendengarkan kesaksiannya.
Padahal pasangan ini hidup dalam ketakutan.
"Kami masih hidup dalam ketakutan hari ini karena apa yang kami lihat dan apa yang kami katakan,” jelas Robin.
“Saya tidak berpikir kematian Diana adalah kecelakaan, dan tindakan pihak berwenang membuat saya percaya soal hal tersebut hingga hari ini.”
“Seluruh kecelakaan adalah hal yang telah direncanakan dengan baik.”
“Aku berharap suatu hari, ketika William dan Harry bertambah tua sehingga mereka ingin bertanggung jawab untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi pada ibu mereka.”
Terakhir, Robin dan Jack mengatakan mereka percaya bahwa mungkin ada ‘sesuatu yang buruk' dapat terjadi pada mereka dalam upaya untuk membungkam kesaksian mereka.
Artikel ini telah tayang di Intisari online dengan judul, “Saksi Mata: Kematian Putri Diana Bukanlah Kecelakaan Mobil Semata!”
(*)